Kisah Fisioterapis Timnas Indonesia U-19 yang Sering Digandeng Selebriti

Rully Fauzi Suara.Com
Rabu, 09 Desember 2020 | 04:55 WIB
Kisah Fisioterapis Timnas Indonesia U-19 yang Sering Digandeng Selebriti
Fisioterapis Timnas Indonesia U-19, Asep Azis. [Instagram @asepclsfisio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Hal ini karena jenis cedera kian hari semakin beragam seperti ankle sprain, cedera ligamen lutut (ACL, MCL, PCL, LCL), hingga cedera meniscus lutut baik operasi maupun tanpa operasi.

Selain cedera olahraga, Physiopreneur pun menangani beberapa keluhan yang berkaitan dengan lifestyle dan daily working seperti frozen shoulder, lower back pain, tension headache, serta yang berkaitan dengan usia macam knee osteoarthritis (pengapuran lutut). 

Di tahun 2020 ini, Asep sendiri membuka layanan sport science dan body performance, yaitu KINETICX di Surabaya, dimana layanan utamanya adalah edukasi kepada pasien mengenai pengukuran dari gerakan, kekuatan otot, power, dan lain-lain secara objektif yang dibantu dengan teknologi, sehingga datanya bisa digunakan untuk program rehabilitasi maupun program improvement performance.

"Kualitas fisioterapis di Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan fisioterapis di luar negeri, hanya perlu meningkatkan kepercayaan diri dan komunikasi yang baik sehingga pasien menjadi lebih termotivasi juga untuk segera pulih dari cederanya," kata Asep.

"Ya, sehingga orang Indonesia bisa mendapatkan kualitas pelayanan yang standarnya diterima oleh internasional dan diakui keprofesionalannya." 

Lebih lanjut Asep optimistis, ke depannya jasa rehabilitasi cedera olahraga yang dibangunnya akan dibutuhkan oleh pelaku olahraga, lantaran saat ini ia menilai terlepas dari pandemi COVID-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia, masyarakat Indonesia sudah sadar akan pentingnya olahraga sebagai bagian gaya hidup. 

Namun, Asep berpesan kepada seluruh pelaku olahraga di Tanah Air agar melakukan pemeriksaan rutin sebelum mulai berolahraga, melakukan olahraga secara bertahap sesuai kemampuan, melakukan latihan pencegahan cedera secara individual dan spesifik, serta memperhatikan aspek recovery semisal kualitas dan pola tidur, nutrisi, maupun stress management.

"Peluang bisnisnya semakin besar karena kesadaran orang berolahraga semakin tinggi, sehingga jumlah calon klien meningkat. Bukan hanya menunggu saat mereka cedera, tetapi semakin sadar merawat dan memeriksakan tubuhnya juga," kata Asep.

"Yang tidak kalah pentingnya, peningkatan angka harapan hidup juga diikuti dengan banyaknya lansia yang mempunyai keinginan menjadi lebih sehat, salah satunya dengan fisioterapi," tandasnya.

Baca Juga: 5 Hits Bola: Ketum PSSI Sebut Shin Tae-yong Sosok Keras Kepala, Tapi...

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI