Suara.com - Dokter pribadi Diego Maradona, Leopoldo Luque, akhirnya angkat bicara setelah dituduh menjadi dalang 'pembunuhan' legenda Napoli tersebut. Luque menyebutkan dirinya dijadikan kambing hitam.
Diego Maradona meninggal dunia di usia 60 tahun pada Rabu (25/11/2020). Saat itu, eks pemain Boca Juniors, Barcelona, dan Napoli itu diklaim wafat karena serangan jantung.
Melansir dari Antara, polisi kini tengah menyelidiki Leopoldo Luque atas dugaan "pembunuhan secara tidak sengaja" beberapa hari setelah legenda sepak bola tersebut meninggal dunia.
Sekitar 30 polisi di Buenos Aires telah menggeledah rumah dan klinik pribadi milik Leopoldo Luque untuk memastikan kemungkinan ada kelalaian dalam perawatan Maradona setelah operasi.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-16 Lanjutkan TC di Sleman Awal Desember
Penyelidikan pihak berwajib dipicu oleh laporan ketiga putri Maradona, yakni Dalma, Giannina dan Jana terkait perawatan jantung yang didapat ayah mereka di kediamannya di Tigre, utara Buenos Aires.
Dilansir dari laporan The Sun pada Senin (30/11/2020), setelah digerebek polisi, Luque akhirnya tidak tahan untuk diam. Dia bersuara dan menyatakan tidak bersalah atas kematian Maradona.
"Saya terkejut ketika polisi muncul di depan pintu saya. Saya bekerja sama sepenuhnya. Saya tahu apa yang saya lakukan dan apa yang saya lakukan adalah untuk keuntungan Diego hingga saat-saat terakhirnya," ucap Luque memberikan klarifikasi dengan menahan air matanya.
"Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa. Saya tidak enak karena seorang teman meninggal. Saya tidak menyalahkan diri saya sendiri untuk apapun. Sangat tidak adil apa yang terjadi," imbunya.
Luque menegaskan bahwa dirinya diselidiki polisi dan dituduh sebagai 'pembunuh' Maradona karena seseorang sedang mencari kambing hitam atas kematian legenda sepak bola Argentina tersebut.
Baca Juga: Asisten Pelatih Timnas U-19: Ada Beberapa yang Belum Maksimal di TC Jakarta