Suara.com - Terhentinya kompetisi di tahun ini membuat pemain bertahan Persija Jakarta, Ismed Sofyan, mengeluh. Menurut Ismed, terhentinya kompetisi mengartikan banyak hal bagi seorang pemain.
Salah satunya adalah penurunan performa di lapangan. Sebab, pesepakbola membutuhkan pertandingan agar ritme permainan tetap terjaga.
"Sangat prihatin. Sangat miris karena kita sebagai pelaku di lapangan dengan tidak ada kompetisi ya tentunya sedikit terganggu," kata Ismed Sofyan saat ditemui di kawasan Sawangan, Depok, Sabtu (28/11/2020).
"Tidak hanya secara performa, secara fisik juga kita lemah, dan secara atmosfer juga kami tidak dapat. Jadi ya saya pikir sebagai pemain sangat rugi," ungkapnya.
Baca Juga: Ismed Sofyan Dukung Pemain Persija Hijrah dan Bermain di Luar Negeri
Tidak hanya kondisi stamina dan performa di lapangan, pendapatan para pemain juga terpengaruh. Sebagaimana diketahui, akibat dihentikannya kompetisi, gaji para pemain dipangkas.
Pemain, pelatih, dan ofisial tim hanya digaji 25 persen dari nilai yang tertera dalam kontrak. Hal itu sesuai dengan Surat Keputusan (SK) terbaru dari PSSI perihal penundaan kompetisi.
"Kalau dibilang masalah semua pasti masalah dan kita juga harus mengerti juga kondisi saat ini. Kami juga mengerti kondisi manajemen dan mereka juga tidak ada pemasukan dari penonton dan yang lain," Ismed menjelaskan.
"Tapi alhamdulillah kami masih diberi gaji 25 persen walaupun kami tidak kerja. Dalam artian kami tidak punya latihan resmi. Tapi mereka masih memberikan gaji 25 persen untuk kami. Jadi kami bersyukur saja di kondisi sekarang ini," pungkasnya.
Liga 1 dijadwalkan bergulir kembali pada Februari 2021. Sebelumnya, kompetisi yang dihentikan pada Maret, dijadwalkan bergulir kembali pada Oktober 2020.
Baca Juga: Perayaan Ultah Persija, Langit Ibu Kota Akan Berwarna Merah Oranye
Akan tetapi Polri tidak mengeluarkan izin keramaian menyusul kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia yang masih mengkhawatirkan.