Suara.com - Diego Maradona akan dimakamkan secara kenegaraan di Istana Presiden Argentina. Jenazahnya bakal dikebumikan berdampingan dengan tujuh pemimpin dari negara beribukota di Buenos Aires tersebut.
Maradona, yang meninggal di usia 60 tahun akibat serangan jantung, Rabu (25/11/2020), dianggap lebih dari sekedar pesepakbola di Argentina.
Berkat jasanya yang luar biasa di dunia sepakbola, dia sudah dianggap bak pahlawan. Pemakamannya yang menggunakan prosedur kenegaraan menjadi buktinya.
"Maradona akan berbaring di istana Casa Rosada sehingga publik bisa memberi penghormatan kepada pahlawan olahraga dari Kamis sampai Sabtu," kata juru bicara kepresidenan Mario Huck kepada AFP, Kamis (26/11/2020).
Baca Juga: Cerita Mundari Karya di Piala Dunia 1979, Maradona Tak Boleh Dikasari
Sebelum ditempatkan di Istana Presiden, spekulasi lokasi penghormatan eks striker Argentina itu bermunculan. Ada yang menganggap Stadion Boca Juniors dan Argentinos Juniors akan jadi lokasi potensial.
Namun, persiapan di Gedung Pemerintah sudah berlangsung, dengan para pekerja terlihat memindahkan barang-barang dari pintu masuk gedung, yang sudah tidak digunakan sejak datangnya pandemi COVID-19.
Jenazah mendiang Maradona diangkut dari rumahnya di Tigre, di mana dia meninggal, ke kamar mayat di San Fernando, provinsi Buenos Aires, untuk diotopsi pada Rabu malam.
Sebelumnya, pemerintah Argentina juga telah mengumumkan tiga hari berkabung nasional atas kepergian mantan pemain Barcelona dan Napoli itu.
Presiden Argentina, Alberto Fernandez juga turut menyampaikan belasungkawa atas kepergian salah satu pesepakbola terbaik yang pernah dimiliki dunia tersebut.
Baca Juga: Diego Maradona, 'Dewa Sepak Bola' yang Akrab dengan Narkoba
"Kamu membawa kami ke tempat tertinggi di dunia. Kamu membuat kami luar biasa bahagia. Kamu adalah yang terbaik dari semua. Terima kasih telah hadir, Diego. Kami akan merindukanmu di sisa hidup kami," ujar Fernandez lewat Instagram.
Istana Presiden Argentina yang terletak di Government House, Casa Rosada, di sebelah Plaza de Mayo, sebelumnya menjadi tempat pemakaman tujuh presiden.
Mereka antara lain Bartolomé Mitre pada 1906, Manuel Quintana, Carlos Pellegrini, Roque Sáenz Peña, Julio Argentino Roca, Marcelo Torcuato de Alvear dan Néstor Kirchner.
Selain Diego Maradona, sebelumnya terdapat olahragawan yang juga mendapat kehormatan untuk dimakamkan di sana yakni juara Formula 1 lima kali Juan Manuel Fangio.
Fangio mendapat penghormatan dan dimakamkan secara kenegaraan pada 17 Juli 1995.