Cerita Mundari Karya di Piala Dunia 1979, Maradona Tak Boleh Dikasari

Kamis, 26 November 2020 | 12:18 WIB
Cerita Mundari Karya di Piala Dunia 1979, Maradona Tak Boleh Dikasari
Diego Maradona di Piala Dunia Remaja 1979. [Dok. FIFA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Manajer Barito Putera, Mundari Karya, mengaku menjadi salah satu orang yang beruntung bisa berhadapan dengan mendiang Diego Maradona. Momentum itu terjadi ketika Piala Dunia Remaja 1979 di Jepang.

Pada kejuaraan tersebut Timnas Indonesia berada di Grup B bersama Polandia, Yugoslavia, dan juga Argentina yang diperkuat Maradona muda.

"Saya termasuk orang yang beruntung bisa ikut Piala Dunia dan satu grup dengan Argentina dan main sama Maradona. Kalau lihat pengalaman sangat luar biasa," kata Mundari saat dihubungi awak media, Kamis (26/11/2020).

Mundari menceritakan kenangannya berhadapan dengan mantan pemain Napoli itu. Salah satu yang paling diingatnya adalah ia diperintahkan khusus oleh Pelatih Timnas Indonesia ketika itu, Soetjipto Soentoro, mengawal Maradona.

Baca Juga: Diego Maradona, 'Dewa Sepak Bola' yang Akrab dengan Narkoba

Namun, Mundari tidak mampu mengemban tugas itu dengan baik, karena kualitas yang dimiliki Maradona sangat luar biasa.

Pada pertandingan tersebut, Argentina menyarangkan lima gol ke gawang Indonesia. Maradona memborong dua gol di laga pembuka Grup B tersebut.

"Saat persiapan tanding memang saya disiapkan buat lawan Maradona di dalam pertandingan itu. Dengan kualitas yang seperti itu, kalau dilihat sama dengan Maradona tahun 1986, jadi ya sangat sulit," ceritanya.

"Apalagi buat saya waktu itu pemain Argentina mukanya hampir sama semua tuh. Itu juga pengalaman sih. Dia (Maradona), Ramon Diaz, dan Juan Barbas hampir sama muka dan cara mainnya. Jadi bingung mau jaga yang mana," ungkapnya.

Ada satu cerita unik yang dibeberkan Mundari jelang Indonesia melawan Argentina di Piala Dunia Remaja tersebut. Di mana para pemain Indonesia dilarang berbuat kasar kepada Maradona karena dianggap sebagai aset dunia.

Baca Juga: Maradona Meninggal akibat Henti Jantung, Waspada 5 Faktor Risikonya

"Tapi memang waktu sebelum pertandingan, ini pengalaman juga yah. FIFA yang tidak tahu mungkin sepakbola Indonesia waktu itu ada pesan jangan kasari dia (Maradona)," ia menambahkan.

"Ada pemain kita bek kiri Tomy Herru Latuperissa dia dari Medan, kan mainnya rap-rap. Baru mulai main Maradona dihajar. Langsung dikeluarin dia sama pelatih," pungkasnya.

Pada Piala Dunia Remaja 1979 di Jepang, Argentina keluar sebagai juara. Maradona berhasil mencetak enam gol, kalah dua digit dari rekan senegaranya Ramon Diaz di kejuaraan tersebut.

Sementara Indonesia terhenti di fase grup. Mundari Karya dan kawan-kawan menjadi juru kunci Grup B dengan perolehan 0 poin dari tiga pertandingan yang dijalani.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI