Ketika bermain, Diego paling sering menggunakan kaki kirinya. Jika bola berada di sebelah kanannya, dia akan mengubahnya sesuai dengan posisi yang membuatnya nyaman untuk bermain. Gol ketika melawan Belgia dalam Piala Dunia 1986 memperlihatkan keunikan hal itu. Golnya melawan Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal tersebut, Diego menggunakan kaki kirinya ketika melewati pamain-pemain Inggris.
Pascakarier

Tahun 2000 Diego Maradona meluncurkan otobiografi berjudul Yo Soy El Diego (Sayalah Diego). Buku inilangsung menjadi best seller di Argentina. Diego Maradona mempersembahkan sebagian royalti penjualan buku ini kepada "rakyat Kuba dan Fidel".
Tahun 2001 organisasi Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) mengusulkan kepada FIFA untuk mempensiunkan nomor punggung 10 sebagai bentuk penghormatan kepada Maradona. FIFA tidak mengizinkan hal tersebut.
Penghargaan kepada Diego Maradona juga terlihat di negaranya, Argentinos Juniors menamai stadion mereka Stadion Maradona pada tahun 2003. Pada tahun 2004, Diego hampir meninggal dunia akibat serangan jantung karena overdosis kokain.
Diego juga melakukan operasi perut pada Maret 2005 untuk mengurangi berat badannya. Pada Agustus 2005, ia memulai karier baru sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 (Acara malam si nomor 10).
Pada 2008, Diego Maradona secara mengejutkan terpilih menjadi pelatih kepala Argentina. Pada debutnya sebagai pelatih baru tim Tango, Diego berhasil membawa timnya menang Skotlandia 1 - 0 di Glasgow, Skotlandia. Diego Maradona sempat menunjuk Javier Mascherano, gelandang Barcelona sebagai kapten baru timnas.
Dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Diego Maradona membuat Argentina sampai babak perempat final. Pada babak itu, Argentina dikalahkan oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Setelah itu, Diego Maradona dipecat dari tim, terjadi pada bulan Juli 2010.
Prestasi Diego Maradona Tingkat Klub
Baca Juga: Diego Maradona Meninggal Dunia, Intip Jejak Karier Sang Legenda Sepakbola
Argentina Boca Juniors