Suara.com - Legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020). Untuk mengenangnya, yuk simak profil Diego Maradona berikut ini.
Dalam usia 60 tahun, Diego meninggal akibat gangguan jantung. Sebelumnya, pada Senin (2/11/2020) atau tiga hari setelah hari ulang tahunnya, Maradona dilarikan ke rumah sakit Ipensa yang terletak di La Plata, Argentina.
Ketika masih aktif sebagai pesepakbola, Diego Maradona telah menorehkan banyak sekali prestasi. Berikut profil Diego Maradona dan selentingan mengenai prestasinya.
Kehidupan Awal Diego Maradona
Baca Juga: Diego Maradona Meninggal Dunia, Intip Jejak Karier Sang Legenda Sepakbola
Diego Armando Maradona lahir di Lanús, Buenos Aires, Argentina, pada 30 Oktober 1960. Diego menghabiskan masa kecilnya di Villa Fiorita. Dia anak ke 4 dari 6 bersaudara. Keluarganya miskin, dan dia bekerja keras untuk hidup dengan lebih baik.
Maradona yang meninggal di Tigre, Provinsi Buenos Aires, Argentina, 25 November 2020 ini dikenal dengan sebutan Maradona. Diego merupakan pemain sepak bola legendaris Argentina dan menjadi pelatih timnas Argentina mulai November 2008 sampai Juli 2010.
Bersama Timnas Argentina Maradona sempat tampil sebanyak 91 kali dan mencetak 34 gol. Maradona termasuk pemain sepak bola terbaik bersama dengan Pele, Johan Cruyff dan Christian Vieri.
Karier Diego Maradona di FC Barcelona Hingga Piala Dunia 1994
Pada usia 10 tahun bakat sepak bola Diego ditemukan oleh pemandu bakat klub Agentinos Juniors. Firasat pemandu bakat itu tak salah karena 2 tahun kemudian Diego menjadi maskot klub tersebut bernama Los Cebollitas (Bawang Kecil). Diego memiliki keunikan yang bisa dibilang tugas khusus.
Baca Juga: Sebelum Meninggal, Maradona Ingin Berlibur ke Bali
Maradona menghibur penonton dengan keterampilan sepak bolanya saat jeda pertandingan pada kompetisi divisi utama Argentina, Argentinos Juniors. Bakatnya terkenal sampai ke Inggris. Klub Sheffield United mencoba mengambilnya dengan biaya transfer sebesar 180.000 poundsterling. Proposal itu kemudian ditolak oleh Argentinos Juniors. Diego debut internasional bersama timnas Argentina setahun kemudian.
Pada tahun 1981, Diego ibeli klub Boca Juniors seharga 1 juta poundsterling. Dengan klub ini, Diego menjelma sebagai juara liga untuk pertama kalinya. Setelah Piala Dunia FIFA 1982, Diego ditransfer ke FC Barcelona dengan harga 5 juta pounsterling. Harga yang sangat fantastis pada saat itu.
Di Barcelona, Diego dilatih oleh pelatih César Luis Menotti. Keterampilan Diego membuat timnya memenangkan Copa del Rey, mengalahkan musuh bebuyutan FC Barcelona, Real Madrid. FC Barcelona juga meraih Piala Super Spanyol, mengalahkan Athletic de Bilbao.
Sayangnya, karier Maradona di FC Barcelona mengalami beberapa kendala. Pertama ketika Maradona divonis mengidap penyakit hepatitis. Barcelona juga mengalami cedera engkel yang parah akibat tekel keras oleh pemain Athletic de Bilbao, Andoni Goikoetxea.
Cedera itu hampir mengakhiri karier Diego di dunia sepak bola. Diego kembali tampil sebagai kapten untuk Argentina namun hanya tampil sebanyak 2 kali dan mencetak 1 gol ketika melawan Yunani.
Setelah itu, Diego tertangkap menggunakan doping, sehingga dilarang berpartisipasi dalam turnamen. Diego menyangkal sengaja memakai doping dan menuduh ada sebentuk konspirasi kepada dirinya.
Kekhasan Diego Maradona di Lapangan
Diego dapat menghadapi permainan fisik yang keras. Fisiknya yang kekar cukup dapat diandalkan. Meskipun tubuhnya pendek, dia dapat memungkinkan dirinya melakukan sprint cepat sambil men-driblle bola.
Maradona memiliki kecerdasan dalam berstrategi, dia adalah pengatur serangan dan seorang pemain yang bermain untuk timnya. Dia memiliki skill tinggi dalam penguasaan bola. Kahlian ini yang membuatnya mudah melewati para penjaga di lapangan.
Kecepatan dan keahlian Maradona dalam kontrol bola ini terlihat ketika dia memasukkan gol saat bertanding melawan Inggris dalam Piala Dunia 1986 di Meksiko. Beberapa gerakan trademark Diego ialah melakukan sprint di daerah sayap dan kemudian mengirimkan umpan tarik kepada rekan setimnya.
Lainnya adalah tendangan Rabona yang menyilangkan kaki berlawanan di belakang kaki yang menguasai bola untuk menendang bola. Dia juga dikenal sebagai pengambil tendangan bebas yang akurat dan mematikan.
Ketika bermain, Diego paling sering menggunakan kaki kirinya. Jika bola berada di sebelah kanannya, dia akan mengubahnya sesuai dengan posisi yang membuatnya nyaman untuk bermain. Gol ketika melawan Belgia dalam Piala Dunia 1986 memperlihatkan keunikan hal itu. Golnya melawan Inggris dalam piala dunia yang sama juga menunjukkan hal tersebut, Diego menggunakan kaki kirinya ketika melewati pamain-pemain Inggris.
Pascakarier
Tahun 2000 Diego Maradona meluncurkan otobiografi berjudul Yo Soy El Diego (Sayalah Diego). Buku inilangsung menjadi best seller di Argentina. Diego Maradona mempersembahkan sebagian royalti penjualan buku ini kepada "rakyat Kuba dan Fidel".
Tahun 2001 organisasi Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) mengusulkan kepada FIFA untuk mempensiunkan nomor punggung 10 sebagai bentuk penghormatan kepada Maradona. FIFA tidak mengizinkan hal tersebut.
Penghargaan kepada Diego Maradona juga terlihat di negaranya, Argentinos Juniors menamai stadion mereka Stadion Maradona pada tahun 2003. Pada tahun 2004, Diego hampir meninggal dunia akibat serangan jantung karena overdosis kokain.
Diego juga melakukan operasi perut pada Maret 2005 untuk mengurangi berat badannya. Pada Agustus 2005, ia memulai karier baru sebagai pemandu acara talk show La Noche del 10 (Acara malam si nomor 10).
Pada 2008, Diego Maradona secara mengejutkan terpilih menjadi pelatih kepala Argentina. Pada debutnya sebagai pelatih baru tim Tango, Diego berhasil membawa timnya menang Skotlandia 1 - 0 di Glasgow, Skotlandia. Diego Maradona sempat menunjuk Javier Mascherano, gelandang Barcelona sebagai kapten baru timnas.
Dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Diego Maradona membuat Argentina sampai babak perempat final. Pada babak itu, Argentina dikalahkan oleh Jerman dengan skor telak 4-0. Setelah itu, Diego Maradona dipecat dari tim, terjadi pada bulan Juli 2010.
Prestasi Diego Maradona Tingkat Klub
Argentina Boca Juniors
- Primera División: 1981
Spanyol Barcelona
- Copa del Rey: 1983
- Copa de la Liga: 1983
- Supercopa de España: 1983
Italia Napoli
- Serie A: 1987, 1990
- Coppa Italia: 1987
- UEFA Cup: 1989
- Supercoppa Italiana: 1990
Prestasi Diego Maradona di Tingkat Negara
Argentina
- Piala Dunia U-20 FIFA: 1979
- Piala Dunia FIFA:
- Juara: 1986
- Peringkat 2: 1990
- Artemio Franchi Trophy: 1993
- 75th anniversary FIFA Cup: 1979
Penghargaan Pribadi
- Golden Ball for Best Player of the FIFA U-20 World Cup: 1979
- Argentine league Top Scorer: 1979, 1980, 1981
- Argentine Football Writers' Footballer of the Year: 1979, 1980, 1981, 1986
- South American Footballer of the Year (El Mundo, Caracas):1979, 1986, 1989, 1990, 1992
- Italian Guerin d'Oro: 1985
- Argentine Sports Writers' Sportsman of the Year: 1986
- Golden Ball for Best Player of the FIFA World Cup: 1986
- Best Footballer in the World Onze d'Or: 1986, 1987
- World Player of the Year (World Soccer Magazine): 1986
- Capocannoniere (Serie A top scorer): 1987–88
- Golden Ball for services to football (France Football): 1996
- Argentine Sports Writers' Sportsman of the Century: 1999
- "FIFA Goal of the Century" (1986 (2–1) v. England; second goal): 2002
- Argentine Senate "Domingo Faustino Sarmiento" recognition for lifetime achievement:
FIFA Player of the Century
Demikian profil Diego Maradona dan sederet prestasinya. Selamat Jalan, Diego.
Kontributor : Mutaya Saroh