Suara.com - Pakar pemasaran olahraga Cinto Ajram percaya bahwa ketidakpastian seputar masa depan Lionel Messi lebih berbahaya bagi Barcelona ketimbang virus corona. Pasalnya, menurut Ajram, Barcelona akan kehilangan sponsor utama mereka karena Messi dan bukan COVID-19.
Ajram mengatakan, saat ini penghasilan Barcelona dari sponsorshin berkurang cukup besar, dari 55 juga euro menjadi 30 juta euro.
"Adalah kenyataan bahwa virus corona secara besar-besaran mengurangi jumlah uang yang diterima dari sponsor karena visibilitas merek sangat terpengaruh," kata Ajram yang bertanggung jawab atas urusan sponsor Barcelona di era kepemimpinan Josep Maria Bartomeu.
"Tapi kesepakatan saat ini untuk sekitar 30 juta euro lebih menunjukkan reaksi Rakuten terhadap ketidakpastian seputar masa depan Leo Messi," sambungnya seperti dikutip Marca.
Baca Juga: Cavani dan Suarez Sumbang Gol, Uruguay Hajar Kolombia 3-0
"Saya bahkan akan bertanya-tanya apakah, saat ini, kesepakatan ini bernilai 30 juta euro."
Situasi ketika Rakuten pertama kali bekerja sama dengan klub Catalan sangat berbeda dengan saat ini.
Rakuten memulai hubungan dengan Barcelona ketika raksasa La Liga itu memiliki trio tersubur dunia; Messi, Luis Suarez dan Neymar.
Kini, trio tersebut hanyalah kenangan. Neymar pergi meninggalkan Camp Nou di musim panas 2017. Sementara Suarez, ditendang setelah Ronald Koeman ditunjuk sebagai pelatih baru Barcelona pada tahun ini.
"Secara komersial mereka sangat besar dan sekarang Barcelona mengusulkan pembaruan tanpa Suarez dan Neymar, dan keraguan apakah Messi akan bertahan."
Baca Juga: Barcelona di Ambang Kebangkrutan, Neymar Tuntut Eks Klubnya 44 Juta Euro
"Ketika Anda menjual merek Barcelona di seluruh dunia, Anda menggunakan wajah Messi. Dalam kondisi ini, tidak ada merek yang berani memperbarui selama tiga atau empat tahun lagi karena mereka tidak tahu nilai klub tanpa pemain tersebut."
Komentar sang kapten sendiri yang menyatakan bahwa ia ingin meninggalkan Camp Nou musim panas lalu adalah hal yang menurut Ajram paling menyakitkan bagi klub.
"Yang paling merusak adalah bahwa Messi mengatakan dia ingin pergi," Ajram menjelaskan.
"Karena banyak fans yang hanya fans Messi, seperti juga yang terjadi dengan Cristiano Ronaldo. Ketika dia pergi ke Juventus [dari Real Madrid], mereka (sponsor) berganti tim."