Suara.com - Salah satu capaian terbaik seorang pelatih klub sepakbola adalah membawa timnya merengkuh gelar juara. Lebih spesial, jika juru taktik bisa mengawinkan lebih dari satu gelar di musim yang sama.
Salah satu tolok ukur kehebatan seorang pelatih--khususnya di benua Eropa--adalah menghantarkan tim besutannya merengkuh gelar liga, piala domestik kasta teratas, serta kompetisi Eropa di musim yang sama.
Squawka menamai prestasi itu sebagai ‘continental treble’ atau treble winners. Itu adalah presatasi yang langka di mana hanya sembilan pelatih yang mampu melakukannya hingga sekarang.
Dari sembilan treble winner, empat diantaranya terjadi pada kurun waktu 1967 hingga 1999. Sementara dalam 11 tahun terakhir, lima pelatih sukses mengukir milstone tersebut.
Baca Juga: Samuel Eto'o Alami Kecelakaan, Mobil Remuk usai Ditabrak Bus
Menariknya, klub-klub raksasa yang kerap merajai kompetisi Eropa seperti Real Madrid, AC Milan, dan Liverpool belum pernah merasakan capaian bergengsi itu.
Berikut daftar sembilan pelatih yang telah sukses meraih treble winners sebagaimana dilansir dari Squawka:
1. Jock Stein (Celtic)
Musim: 1966/1967
Kompetisi: Liga Skotlandia, Piala Skotlandia, Piala Eropa
Baca Juga: Akibat Tekel Haaland, Joshua Kimmich Cedera dan Absen hingga Januari 2021
Jock Stein membawa Celtik ke puncak kejayaan pada 1966/1967. Di masa itu, Celtik adalah kekuatan besar yang tak hanya sukses meraih treble winners.
Saking hebatnya, Celtik di bawah asuhan Stein juga merebut gelar Piala Liga Skotlandia di musim yang sama, hingga membuat mereka meraih ‘quadruple’--empat gelar dalam semusim.
2. Stefan Kovacs (Ajax)
Musim: 1971/1972
Kompetisi: Eredivisie, Piala KNVB, dan Piala Eropa
Berbeda dengan Celtic yang kesuksesannya tak bertahan lama, Ajax Amsterdam mampu mengelola momentum sebagai klub raksasa di masanya dengan lebih baik pada 1970-an.
Setelah meraih gelar juara Piala Eropa 1971 di bawah arahan manajer Rinus Michels, peneurnya, Stefan Kovacs membawa klub Belanda itu ke tingkat yang lebih tinggi.
Johan Cruyff dan kawan-kawan tak hanya sukses mempertahankan gelar Piala Eropa dengan mengalahkan Inter Milan, mereka juga sukses meraih treble winners.
Kemenangan Ajax di Rotterdam dipandang oleh banyak orang sebagai "total football", untuk memadamkan momok catenaccio milik klub-klub Italia.
Pasukan Kovacs nyaris tak terkalahkan dan hanya menderita satu kekalahan sepanjang musim 1971-1972 (3-2 melawan Go Ahead Eagles).
3. Guus Hiddink (PSV)
Musim: 1987/88
Kompetisi: Eredivisie, Piala KNVB, dan Piala Eropa
Pada periode 1980-an, Ajax dan Feyenoord adalah dua klub raksasa di sepakbola Belanda. Namun, pembelian pemain yang cerdas menghantarkan PSV Eindhoven merusak dominasi kedua tim.
Di bawah asuhan Guus Hiddink yang datang pada 1987, PSV berubah menjadi klub yang disegani seantero Eropa. Di musim perdananya, dia meraih gelar-gelar penting termasuk Eredivisie, Piala KNVB, dan Piala Eropa.
4. Sir Alex Ferguson (Manchester United)
Musim: 1998/99
Kompetisi: Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions
Enam tahun pertama karir Alex Ferguson di Manchester United bukanlah hal indah. Pelatih asal Skotlandia ini bahkan hampir terdepak lantaran buruknya laju The Red Devils.
Namun Manchester United tetap percaya terhadap Ferguson, dan kepercayaan itu dibalas tuntas dengan raihan treble winner luar biasa yang terjadi pada musim 1998/1999.
Sebelum meraih treble winner, Ferguson telah sukses menaikan drajat Manchester United di kompetisi domestik, namun kesulitan di kancah Eropa.
Tapi, kesabaran Ferguson akhirnya berbuah manis saat Setan Merah menjungkalkan Bayern Munich di final Liga Champions 1999.
Itu adalah salah satu kemenangan paling dramatis dalam sepakbola di mana MU baru bisa mencetak dua gol di menit akhir hingga menang dengan skor tipis 2-1.
Gelar Liga Champions jadi penutup musim yang indah bagi Manchester United yang sebelumnya juga telah mengamankan gelar Liga Inggris dan Piala FA.
5. Pep Guardiola (Barcelona)
Musim: 2008/2009
Kompetisi: Liga Spanyol, Copa del Rey, Liga Champions
Setahun setelah menghancurkan Chelsea di Moskow lewat adu penalti, Manchester United gagal mempertahankan gelar Liga Champions. Mereka tunduk dari Barcelona asuhan Pep Guardiola.
Barcelona, yang memenangkan Liga Champions kedua tiga tahun sebelumnya, menghancurkan Manchester United di laga final dengan skor 3-1.
Prestasi Pep Guardiola terbilang luar biasa mengingat di satu tahun sebelumnya, dia hanyalah pelatih tim B Barcelona. Tak ada yang meramalkan lelaki Spanyol itu bisa meraih treble winner di musim penuh pertamanya.
6. Jose Mourinho (Inter Milan)
Musim: 2009/2010
Kompetisi: Liga Italia, Coppa Italia, Liga Champions
Setahun setelah Pep Guardiola mengejutkan dunia sepakbola, Jose Mourinho berhasil meraih prestasi treble winner bersama Inter Milan.
Mourinho sukses memberikan sentuhan klub juara ke dalam skuat Inter Milan yang sebelum kedatangannya telah puasa gelar di kompetisi Eropa selama 45 tahun.
7. Jupp Heynckes (Bayern Munich)
Musim: 2012/2013
Kompetisi: Bundesliga, DFB-Pokal, Liga Champions
Mourinho tidak mampu mengangkat trofi Si Kuping besar saat menukangi Real Madrid di musim 2012/2013, lantaran keberhasilan itu diraih Jupp Heynckes bersama klub raksasa Jerman, Bayren Munich
Kendati tak bertahan lama sebagai pelatih Bavaria, Jupp sukses menancapkan prestasi yang belum pernah diraih klub raksasa Jerman itu sebelumnya yakni treble winner.
8. Luis Enrique (Barcelona)
Musim: 2014/2015
Kompetisi: Liga Spanyol, Copa del Rey, Liga Champions
Sama seperti mantan rekan setimnya Guardiola, Luis Enrique merasakan kesuksesan yang belum pernah terjadi sebelumnya di musim pertamanya sebagai manajer Barcelona.
Mengingat komposisi skuad Barcelona yang sangat mumpuni pada saat itu, Luis Enrique jelas dalam tekanan apabila gagal membawa Barcelona meraih prestasi.
Untungnya, eks pelatih AS Roma itu sukses meracik taktik yang tepat bagi hingga Lionel Messi, Luis Suarez dan Neymar menjadi mimpi buruk bek-bek lawan.
Treble winner diraih Enrique usai menghantarkan Barcelona meraih gelar Liga Champions dengan menundukan Juventus 1-3 di partai final.
Setelah itu, Enrique bertahan dua musim lagi di Camp Nou, sebelum mengambil cuti panjang dan baru-baru ini bersedia menukangi tim nasional Spanyol.
9. Hans-Dieter Flick (Bayern Munich)
Musim: 2019/2020
Kompetisi: Bundesliga, DFB-Pokal, Liga Champions
Keberhasilan Hans-Dieter Flick membawa Bayern Munich meraih treble winner masih segar dalam ingatan. Apalgi, dalam perjalanan menuju final, Bayern sukses mengalahkan Barcelona dengan agregat 8-2 di perempat final.
Sebelum meraih tiga gelar prestisius itu, mungkin tak ada yang menyangka mantan asisten pelatih di Timnas Jerman itu memiliki kemampuan menangani klub sebesar Bayern Muncih.
Pasalnya, Hans-Dieter Flick menukangi Bayern Munich musim lalu sebagai Caretaker atau pelatih sementara usai Niko Kovac dipecat.