Bambang Pamungkas: Popularitas, Musuh Terbesar Seorang Atlet

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 06 November 2020 | 00:05 WIB
Bambang Pamungkas: Popularitas, Musuh Terbesar Seorang Atlet
Pesepak bola Persija Jakarta Bambang Pamungkas membawa bunga usai melawan Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (17/12/2019). Dalam laga tersebut Bambang Pamungkas mengakhiri karirnya di sepak bola sebagai pemain. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pras.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan pemain Timnas Indonesia Bambang Pamungkas mengatakan ada tiga hal yang menjadi musuh terbesar seorang atlet. Tiga hal tersebut adalah cedera, kejenuhan dan popularitas.

Dari tiga hal itu, Bambang menyebut bahwa popularitas menjadi musuh terberat yang harus diantasipasi oleh seorang atlet, terutama di era digital seperti saat ini.

Popularitas, menurut dia, memang bisa menjadi hal positif, tetapi juga sangat negatif jika tak dapat diantisipasi dengan baik.

Pasalnya, menurut pria yang karib disapa Bepe itu, banyak pemain yang mendadak lupa dengan identitas mereka sebagai seorang atlet karena terbuai dengan popularitasnya yang kian menanjak.

Baca Juga: 20 Tahun Merumput, Bambang Pamungkas Belum Puas Main di Timnas Indonesia

Maggie Effendy selaku Head of Biscuit Mondelez Indonesia dan Bambang Pamungkas dalam pembukaan Biskuat Academy 2020 pada Kamis (5/11/2020) (ANTARA/HO)
Maggie Effendy selaku Head of Biscuit Mondelez Indonesia dan Bambang Pamungkas dalam pembukaan Biskuat Academy 2020 pada Kamis (5/11/2020) (ANTARA/HO)

“Saya selalu menyampaikan bahwa musuh terbesar seorang atlet ada tiga. Pertama cedera, kejenuhan, dan popularitas,” kata Bambang dalam jumpa pers virtual “Pembukaan Biskuat Academy 2020”, Kamis (5/11/2020).

“Dari tiga ini yang terberat adalah popularitas terutama di era seperti ini. Itulah kenapa saya selalu menyampaikan bahwa kita harus fokus pada apa yang kita kerjakan dan mengerti siapa kita,” ujarnya menambahkan.

Artinya, sebagai seorang atlet maka penilaian publik terhadap mereka adalah seberapa baik penampilan mereka di lapangan, bukan soal seberapa populer ataupun seberapa banyak jumlah penggemar atau followers di media sosial.

Bepe, yang kini menjabat sebagai manajer klub Persija Jakarta, menyampaikan bahwa ia tak bermaksud membatasi keinginan seseorang. Hanya saja, para atlet itu seharusnya sadar bahwa popularitas bukan tujuan utama dalam berkarier.

“Karena kadang kalau tidak bisa mengatasi (popularitas) dengan baik (fokus) bisa terpecah. Kalau karier tidak 100 persen, mungkin di lapangannya juga,” ucapnya.

Baca Juga: Dipanggil Shin Tae-yong, Alfriyanto Nico: Saya Akan Maksimal

Mantan penyerang Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas. [ADEK BERRY / AFP]
Mantan penyerang Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas. [ADEK BERRY / AFP]

Mantan pemain timnas itu berpesan bahwa apapun profesi seseorang, yang paling utama adalah fokus pada apa yang dikerjakan serta tidak lupa dengan profesi sebenarnya. Selain itu, mereka yang berdedikasi juga harus mampu menentukan mana yang perlu dan tidak perlu dilakukan.

“Dalam apapun profesi kita yang paling utama adalah fokus pada apa yang kita kerjakan. Jangan lupa profesi kita sebenarnya apa,” kata Bepe.

“Saya berkarier lama 20 tahun karena saya fokus di sepak bola. Itulah kenapa banyak orang yang jarang melihat saya hadir dalam acara lain di luar sepak bola,“ pungkasnya seperti dimuat Antara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI