Suara.com - Setelah memastikan kemenangan 4-2 untuk Inter dalam derby Milan pada Februari, Romelu Lukaku mengatakan: "Ada raja baru di kota."
Zlatan Ibrahimovic menunggu waktunya sebelum akhirnya menemukan dirinya dalam posisi sempurna untuk membalas pada pekan lalu, tepatnya pada 17 Oktober.
"Milan tidak pernah memiliki seorang raja," ujar Ibrahimovic setelah mencetak kedua gol dalam kemenangan 2-1 AC Milan atas Inter di San Siro.
"Mereka memiliki Tuhan," sambung pemain asal Swedia tersebut.
Baca Juga: Sudah Kaya Raya, Georgina Rodriguez Masih Sering Diejek 'Penjaga Toko'
Kata-kata yang terlontar dari mulut Ibra tercatat sebagai sebuah pernyataan bombastis.
Memang terdengar angkuh, akan tetapi tidak bisa ditampik jika Ibrahimovic keluar sebagai penyelamat Milan di laga tersebut.
Ibrahimovic sudah tidak muda lagi. Sudah berusia 39 tahun, namun ketajaman pemain itu tidak perlu diragukan. Aksi-aksi gemilangnya sejak kembali ke Milan seakan menjadikannya sosok pemain paling berpengaruh di Serie A.
Pengaruh Ibrahimovic bahkan disebut lebih besar dari Cristiano Ronaldo. Paling tidak itulah yang ada dibenak mantan pelatih Milan dan Juventus Alberto Zaccheroni .
"Di Italia, dia telah mengubah keseimbangan lebih dari Cristiano Ronaldo," kata Zaccheroni kepada Il Giornale awal pekan ini.
Baca Juga: Pirlo kepada Juventus: Masak Perlu Ditampar Dulu Baru Bangkit?
"Bukan kebetulan bahwa banyak pemain muda tumbuh secara eksponensial sejak kedatangannya."
Dan Zaccheroni benar. Bukan salah Ronaldo bahwa dia tidak memberikan pengaruh olahraga yang besar pada Juventus, tentunya. Dia bergabung dengan tim yang telah memenangkan tujuh gelar Serie A berturut-turut; dua Scudetto lagi dianggap formalitas.
Ibra belum pernah memenangi satu trofi pun dalam tugas keduanya di Milan tetapi memiliki efek transformatif di seluruh klub; salah satu yang tidak berpartisipasi di Liga Champions sejak 2014.
Dan meski angkanya mengesankan (12 gol dan lima assist di Serie A pada tahun 2020), pengaruhnya benar-benar luar biasa.
Milan memiliki skuat termuda di liga 'Lima Besar' Eropa - pengalaman Ibrahimovic terbukti sangat berharga. Para pemain Milan pun memuji cara Ibrahimovic memimpin dengan teladan di setiap sesi latihan.
Fabio Capello, bagaimanapun, tidak sedikit pun terkejut bahwa Ibrahimovic masih bermain dengan 100 persen.
"Zlatan adalah pemain khusus," kata mantan pelatih Milan dan Juve itu kepada Gazzetta dello Sport pekan lalu.
"Dia menyatukan tingkat profesionalisme yang lebih tinggi dengan kepribadian yang luar biasa.
"Dia berhasil menjadi penentu bahkan pada usia 39 karena dia tidak bermain untuk berpartisipasi; dia bermain untuk menang. Juara seperti dia adalah kekuatan pendorong untuk seluruh grup."
"Para pemain termuda di Milan melihat Ibra bekerja maksimal dalam latihan dan mereka berpikir: jika seseorang seperti dia bekerja sangat keras selama seminggu, kami tidak bisa menahan diri," sambungnya seperti dikutip Goal.
Meraup poin penuh di empat pertandingan yang dilakoni, AC Milan saat ini bertengger di puncak klasemen sementara Serie A dengan koleksi 12 poin.
Sementara Inter yang sudah melakoni lima pertandingan, tertahan di posisi empat dengan 10 poin.