Pelatih Madura United Setuju Jendela Transfer Dibuka Lebih Awal, Kenapa?

Reky Kalumata Suara.Com
Sabtu, 26 September 2020 | 17:46 WIB
Pelatih Madura United Setuju Jendela Transfer Dibuka Lebih Awal, Kenapa?
Pelatih Madura United Rahmad Darmawan saat ditemui di Lapangan Pancoran Soccer Field, Jakarta, Sabtu (11/7/2020). (Suara.com/Adie Prasetyo Nugraha).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelatih Madura United Rahmad Darmawan setuju dengan keputusan PSSI dan PT LIB yang membuka jendela transfer lebih awal mengingat kompetisi hanya berjalan selama lima bulan.

Pelatih yang akrab disapa RD itu mengatakan apabila jendela transfer dibuka pada Desember maka tidak masuk akal karena kompetisi tinggal menyisakan dua bulan.

"Saya rasa majunya bursa transfer atau open window dibuka lebih awal dengan masa kompetisi saat ini sangat pendek, apabila tetap di Bulan Desember, praktis pemain hanya punya kontrak dua bulan. Jadi, sangat tidak realistik," kata RD yang dikutip Antara dari laman resmi klub, Sabtu (26/9/2020),

Jendela transfer dibuka mulai 21 September-18 Oktober 2020. Langkah tersebut diklaim sudah berdasarkan persetujuan FIFA.

Baca Juga: Persib Siapkan Sejumlah Opsi Susunan Starter Pemain Jelang Lanjutan Liga 1

Pelatih Madura United FC Rahmad Darmawan (Antara/Abd Aziz)
Pelatih Madura United FC Rahmad Darmawan (Antara/Abd Aziz)

Adapun alasan federasi dan operator mempercepat dibukanya jendela transfer berkaca pada kondisi kebanyakan tim Liga 1 yang ditinggal para pemainnya dengan berbagai alasan.

Bagi RD, langkah PSSI dan LIB sangat jitu, karena apabila klub memaksakan tampil dengan skuat tersisa maka kompetisi tidak akan berjalan menarik.

"Banyak sekali klub yang gagal renegosiasi kontrak atau alasan lain baik kesehatan atau yang lain. Maka, ini bisa dimanfaatkan semua klub. Serta, pandangan kompetisi ini juga bakal tetap menarik dengan pemain baru yang datang," kata dia.

Sebelumnya, jendela transfer lebih awal memunculkan beragam polemik. Dua tim yang menyatakan sikap heran dengan dibukanya jendela transfer itu yakni Persib Bandung dan Persipura Jayapura.

Pelatih Persib Robert Rene Alberts mengatakan dalam Manager Meeting di Bandung bahwa mayoritas klub menolak jendela transfer dibuka lebih awal. Sebanyak delapan tim memilih tak setuju, tujuh tim setuju, dan tiga tim abstain.

Baca Juga: Lawan Tanpa Pemain Ke-12 Saat Jamu Persib, Robert Tak Merasa Diuntungkan

Seharusnya, kata Robert, operator kompetisi memutuskan berdasarkan suara terbanyak, tetapi mereka bersikap sebaliknya. Dengan alasan itu menjadi dugaan Robert bahwa ada skandal di tubuh PT LIB.

"Apakah logis membuka transfer window hingga Oktober, yang mana sebelumnya klub semua sepakat transfer window baru dilakukan sebelum putaran kedua yaitu pada Desember," kata Robert.

Sementara pelatih Persipura Jacksen F. Tiago merasa heran dengan jendela transfer saat pandemi. Pasalnya, klub-klub kehilangan pemain karena tak menemui kesepakan nilai kontrak baru.

Maka dengan begitu, aneh apabila ada klub yang bisa mendatangkan pemain baru, sementara mereka juga kesulitan finansial.

"Pasti semua pelatih mendatangkan pemain, tapi apa alasan pemain pergi. Saya tidak mengerti kenapa bursa transfer dibuka, persoalannya pemain pergi karena masalah finansial," ujar Jacksen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI