Berkiblat ke Viktor Maslov, Shin Tae-yong Perlahan Ubah Permainan Indonesia

Syaiful Rachman Suara.Com
Senin, 14 September 2020 | 15:24 WIB
Berkiblat ke Viktor Maslov, Shin Tae-yong Perlahan Ubah Permainan Indonesia
Skuat Timnas Indonesia U-19 saat melakoni pertandingan uji coba melawan Kroasia, Selasa (8/9/2020). (dok. PSSI).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua kekalahan dan satu hasil imbang ditorehkan timnas Indonesia U-19 besutan Shin Tae-yong di International U-19 Friendly Tournament yang digelar di Kroasia pada 5-11 September.

Di laga pertama kontra Bulgaria, Witan Sulaeman dan kawan-kawan ditundukkan dengan skor 3-0. Di laga kedua menghadapi tuan rumah Kroasia, Indonesia menelan kekalahan lebih memalukan, yaitu dengan skor 7-1.

Namun performa anak-anak asuh Shin Tae-yong mengalami peningkatan di pertandingan terakhir. Menghadapi Arab Saudi, Indonesia yang tertinggal 3-1 di babak pertama, berhasil menyudahi laga dengan skor imbang 3-3.

Tanpa kemenangan di tiga pertandingan uji coba, hal itu bisa dikatakan wajar. Yang menarik adalah bagaimana permainan timnas dengan Formasi 4-4-2 yang diterapkan Shin.

Baca Juga: Komentar Shin Tae-yong Mainkan Braif Fatari Jadi Penyerang di Timnas U-19

Penjaga gawang Timnas Indonesia U-19, Adi Satryo, saat sedang recovery training, Rabu (9/9/2020). (dok. PSSI)
Penjaga gawang Timnas Indonesia U-19, Adi Satryo, saat sedang recovery training, Rabu (9/9/2020). (dok. PSSI)

Di sektor kiper, dari tiga pertandingan yang dilakoni, Muhammad Adi Satryo selalu menjadi pemain pilihan pelatih asal Korea Selatan itu.

Di depannya, ada empat bek, di mana bek tengah Komang Tri dan Rizky Ridho, termasuk Ahmad Rusadi, kerap berada di waktu 'kick off'. Pratama Arhan, Mohammad Yudha, Bayu Fiqri bergantian ada di posisi 'fullback' kanan maupun kiri.

Di posisi gelandang, Shin menempatkan dua pemain perebut bola sekaligus pengumpan berkualitas baik. Di sinilah peran David Maulana tidak tergantikan. Mitranya adalah Komang Teguh Trisnanda yang lebih condong untuk bertahan.

Dua kali Komang Teguh menemani David di 'starting eleven' yaitu kala melawan Bulgaria dan Kroasia. Sementara saat berhadapan dengan Arab Saudi, David bermitra dengan Brylian Aldama, gelandang yang juga piawai mengantisipasi serangan lawan.

Aksi penyerang Timnas Indonesia U-19, Irfan Jauhari saat pertandingan melawan Bulgaria. (Dok. PSSI)
Aksi penyerang Timnas Indonesia U-19, Irfan Jauhari saat pertandingan melawan Bulgaria. (Dok. PSSI)

Sejajar dengan dua gelandang tengah, ada dua sayap yang diandalkan untuk menggebrak pertahanan lawan sekaligus mengamankan sisi lebar timnas U-19. Di sini, Shin sangat mengandalkan Witan Sulaeman. Witan yang tidak tergantikan bermitra dengan Andi Irfan, Sandi Arta atau Khairul Zakiri.

Baca Juga: Shin Tae-yong Sebut Lini Bertahan Timnas U-19 Kadang Takut Pemain Lawan

Irfan Jauhari dan Saddam Gaffar ditugaskan sebagai dua penyerang, dengan Braif Fatari sebagai alternatif.

Shin Tae-yong berkaca pada formasi 4-4-2 milik Viktor Maslov

Formasi 4-4-2 yang digunakan Shin Tae-yong pertama kali dikembangkan oleh pelatih asal Uni Soviet, Viktor Maslov.

Maslov, yang lahir pada 27 April 1910 di Moskow, mendapatkan inspirasi 4-4-2 dari formasi 4-2-4 yang tenar di tahun 1950-an salah satunya karena digunakan oleh timnas Brazil saat menjuarai Piala Dunia 1958.

"Sepak bola itu seperti pesawat terbang. Ketika kecepatan meningkat, kau harus membuat kepalanya lebih efisien," ujar Viktor Maslov seperti dikutip Antara.

Timnas Indonesia U-19 saat bertanding di ajang International U-19 Friendly Tournament 2020. (dok. Persija Jakarta)
Timnas Indonesia U-19 saat bertanding di ajang International U-19 Friendly Tournament 2020. (dok. Persija Jakarta)

Dengan 4-4-2, penyerang sayap di formasi 4-2-4 ditarik mundur menjadi gelandang sayap atau gelandang melebar (wide midfielder). Mereka satu kesatuan dengan gelandang tengah. Para gelandang ini dituntut turut terlibat dalam permainan baik menyerang maupun bertahan.

Formasi 4-4-2 mengharuskan tim untuk terus mengalirkan bola dengan cepat. Ketika bola dikuasai lawan, mereka membentuk pertahanan zona untuk mempersempit wilayah serang musuh.

Dalam tulisannya berjudul 'The Beautiful Game as a Soviet Game: Sportmanship, Style, dan Statecraft during Golden Age of Soviet Soccer' (2018), Caleb Wright menyebut Maslov tidak menyukai pemain yang terlalu lama menggiring bola.

Prinsip itu membuat Maslov tidak segan menyingkirkan pemain sayap juga bintang klub Dinamo Kiev Valeriy Lobanovski saat dia melatih tim asal Ukraina itu mulai 1964.

Selebrasi pemain-pemain Timnas Indonesia U-19 usai berhasil membobol gawang Arab Saudi (dok. PSSI).
Selebrasi pemain-pemain Timnas Indonesia U-19 usai berhasil membobol gawang Arab Saudi (dok. PSSI).

Maslov sendiri akhirnya berhasil membawa Dinamo Kiev tiga kali juara Liga Soviet saat berkiprah di sana pada periode 1964-1970.

Pada dasarnya, dalam 4-4-2 Maslov, semua pemain wajib membantu pertahanan dan berupaya merebut bola sesegera mungkin dengan memotong operan lawan. Metode seperti ini kemudian dikenal dengan taktik menekan atau 'pressing'.

Khusus bek tengah, mereka wajib pula memiliki kemampuan bagus mengantisipasi bola-bola udara. Duet penyerang di depan juga dituntut bisa bekerja sendiri sewaktu-waktu tanpa sokongan dari gelandang.

Ketika dalam posisi menyerang, setiap pemain (outfield players) termasuk bek tengah sesekali bisa maju ke wilayah lawan, dengan syarat, pemain lain harus menutup ruang yang ditinggalkan pemain bertahan tersebut.

Menurut pemegang lisensi A UEFA Timo Jankowski dalam 'Successful German Soccer Tactics-The Best Match Plans for A Winning Team' (2015), cara kerja 4-4-2 yang diperkenalkan Maslov cenderung tidak memberikan ruang kosong di lini tengah.

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong, saat memimpin anak asuhannya pada latihan perdana di Kroasia (dok. PSSI)
Pelatih Timnas Indonesia U-19, Shin Tae-yong, saat memimpin anak asuhannya pada latihan perdana di Kroasia (dok. PSSI)

"Sistem ini tidak banyak memberikan ruang terbuka bagi pemain di lini tengah. Kreativitas mesti datang dari sayap," kata Jankowski.

Apa yang dikatakan Jankowski bisa kita saksikan saat tim nasional U-19 Indonesia berlaga di Kroasia.

Saat menghadapi Bulgaria pada Sabtu (5/9/2020), sistem 4-4-2 ini sudah diterapkan tetapi belum menghasilkan gol. Para pemain timnas U-19 masih mencari kenyamanan dalam menyukseskan formasi.

Hal ini dimaklumi karena beberapa nama dalam skuat seperti David Maulana, Mochammad Supriadi dan Komang Teguh Trisnanda terbiasa berlaga dengan formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 ketika masih memperkuat timnas U-16 dan timnas U-19 era pelatih Fakhri Husaini.

Formasi 4-4-2 sudah tampak berjalan saat kalah 1-7 dari Kroasia pada Selasa (8/9/2020). Gol Indonesia yang dibuat bek kanan Amiruddin Bagas, setelah menerima umpan silang dari bek kiri Pratama Arhan, dihasilkan melalui skema serangan yang bermula dari tengah.

Sejumlah pemain Timnas Indonesia U-19 berlatih di Lapangan NK Mura, Hlapicina, Kroasia. [ANTARA/HO-PSSI - Handout PSSI]
Sejumlah pemain Timnas Indonesia U-19 berlatih di Lapangan NK Mura, Hlapicina, Kroasia. [ANTARA/HO-PSSI - Handout PSSI]

Pratama Arhan menerima sodoran bola yang dimenangkan di lini tengah sebelum mengirimkan 'assist' untuk Bagas.

Pergerakan melebar pemain-pemain timnas U-19 ini semakin tajam dan efektif saat menahan imbang Arab Saudi 3-3, Jumat (11/9/2020).

Dalam laga itu, Shin Tae-yong sedikit mengubah formasi 4-4-2 menjadi 4-4-1-1 dengan Irfan Jauhari sebagai ujung tombak karena Saddam Gaffar tidak cukup fit untuk bermain sejak menit pertama. Di belakang Irfan ada Braif Fatari. Di luar perubahan itu, konsep bermain skuat muda Garuda sejatinya sama sejak berduel dengan Bulgaria.

Semakin terbiasa dengan strategi Shin Tae-yong, timnas U-19 terlihat percaya diri dalam laga kontra Arab Saudi. Meski tertinggal 0-3, para pemain dari lini bertahan sampai tetap tenang dan tak putus asa menciptakan peluang. Gol pun datang satu demi satu.

Proses gol pertama yang dibuat Irfan Jauhari berawal dari pergerakan bek tengah Rizky Ridho Ramadhani yang berlari sendiri sampai sepertiga pertahanan Arab Saudi. Ketika Rizky menyerang, sang kapten David Maulana menutup ruang yang ditinggalkannya.

Rizky kemudian mengumpan kepada Witan Sulaeman di sisi lebar lapangan yang lantas meneruskan bola ke Irfan Jauhari yang mengubahnya menjadi gol.

Latihan skuat Timnas Indonesia U-19 di Kroasia (dok. PSSI).
Latihan skuat Timnas Indonesia U-19 di Kroasia (dok. PSSI).

Keberadaan Braif Fatari di depan, yang sebenarnya berposisi gelandang, membuat Indonesia lebih leluasa menguasai bola di pertahanan lawan. Terlihat saat gol kedua, di mana Braif mengirimkan bola terlebih dahulu ke bek kanan Amiruddin Bagas yang berlari menusuk kemudian mencatatkan assist untuk gol Saddam Gaffar.

Gol ketiga yang dilesakkan Braif Fatari di menit akhir memang dramatis. Namun, bek tengah Ahmad Rusadi berandil besar atas terciptanya gol tersebut.

Beberapa detik sebelum Braif merayakan golnya, Rusadi dengan apik menghentikan pergerakan dari pemain Arab Saudi Hazza Alghamdi yang berlari setelah mendapatkan bola liar akibat kesalahan David Maulana di lini tengah.

Bola itu lalu terus digulirkan ke depan hingga sampai ke kaki Witan dari sayap kanan, yang mengoper kepada sang pencetak gol, Braif Fatari.

Tahapan gol-gol itu menunjukkan bagaimana timnas U-19 semakin terbiasa dengan formasi 4-4-2, juga 4-4-1-1, Shin Tae-yong. Para pemain terlihat 'cair', saling mengisi dan mengerti tugas masing-masing. Performa Braif Fatari juga menjanjikan saat berlaga sebagai penyerang.

Sedikit informasi, menempatkan seorang pemain yang berposisi asli gelandang di lini depan pernah dilakukan oleh Shin Tae-yong yaitu saat tim asuhannya Korea Selatan menundukkan Jerman 2-0 di Piala Dunia 2018.

Shin ketika itu memainkan gelandang Koo Ja-cheol untuk menemani Son Heung-min sebagai penyerang di formasi 4-4-2.

Sejumlah pesepakbola tim nasional Indonesia U-19 mengikuti sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (20/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah pesepakbola tim nasional Indonesia U-19 mengikuti sesi latihan di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (20/8/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Kembali ke timnas U-19, Shin Tae-yong mengaku tidak akan terpaku dengan satu formasi untuk skuat yang disiapkan menuju Piala Asia U-19 dan Piala Dunia U-20 tahun 2021 tersebut.

"Semuanya tergantung ketersediaan pemain dan situasi pertandingan," tutur Shin seperti dimuat Antara.

Namun, tidak ada arti strategi tanpa fisik yang memadai. Semakin baik kondisi fisik terutama stamina, para pemain akan semakin berkonsentrasi untuk menjaga dan menerapkan taktik perubahan-perubahannya sampai pertandingan usai.

Itu menjadi alasan mengapa Shin Tae-yong sangat getol menggenjot fisik David Maulana dan kawan-kawan.

Pelatih berusia 51 tahun itu berucap, "Pemain kehilangan fokus karena kekurangan stamina, yang berujung kurang baiknya 'cover play'. Akibatnya, kami sering kebobolan. Kalau stamina dan fisik pemain baik, pertahanan akan semakin solid".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI