Opera Sabun Messi Berakhir, Ini Konsekuensi yang Harus Dihadapi Barcelona

Syaiful Rachman Suara.Com
Sabtu, 05 September 2020 | 20:56 WIB
Opera Sabun Messi Berakhir, Ini Konsekuensi yang Harus Dihadapi Barcelona
Kolase foto Lionel Messi dengan Josep Maria Bartomeu. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebelum mengirim burofax dan meminta dilepas Barcelona beberapa waktu lalu, paling tidak dalam setahun terakhir Messi kerap terlibat cekcok dengan sejumlah pejabat klub.

Kini, dengan bertahannya Messi, bukan tidak mungkin sang Messiah menjadi semakin vokal dan tak lagi pikir panjang untuk melepaskan hujan kritik terhadap kebijakan-kebijakan klub yang selama ini, menurutnya, menjadi penyebab kegagalan Barcelona di berbagai ajang.

Dalam wawancara dengan Goal pada Jumat (4/9/2020), Messi bahkan membeberkan kebohongan yang selama ini digembar-gemborkan oleh klub pimpinan Bartomeu itu.

"Sebenarnya sudah lama tidak ada proyek atau apapun," kata Messi kepada Goal.com.

"Mereka menyulap dan menutupi lubang seiring berjalannya waktu".

Hubungan antara Bartomeu sangat rusak dan tidak diragukan lagi akan ada banyak orang yang menantikan pemilihan presiden baru Barcelona pada Maret tahun depan.

Fans Barcelona saat menggelar aksi di luar markas klub, Barcelona, Spanyol, Selasa (25/8). [Pau BARRENA / AFP]
Fans Barcelona saat menggelar aksi di luar markas klub, Barcelona, Spanyol, Selasa (25/8). [Pau BARRENA / AFP]

3. Pecahnya basis suporter

Opera sabun Messi vs Barcelona yang berlangsung sejak sepekan lalu dikabarkan telah memicu perpecahan di kubu suporter setia Blaugrana.

Jumlah kritikus Messi meningkat dalam sepekan terakhir. Lebih banyak dari sebelumnya, bahkan setelah Barcelona dipermak Bayern Munich 2-8 di babak perempat final Liga Champions pertengahan Agustus kemarin.

Baca Juga: Saga Transfer Berakhir, Messi Masih Absen Latihan Bersama Barcelona

Hal ini, bisa jadi, membuat hati Messi yang tengah kalut sulit untuk tenang. Karena sekali saja Barcelona tampil berantakan, adil atau tidak adil, barisan kritikus tersebut akan tetap menyalahkan pemain berusia 33 tahun itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI