Opera Sabun Messi Berakhir, Ini Konsekuensi yang Harus Dihadapi Barcelona

Syaiful Rachman Suara.Com
Sabtu, 05 September 2020 | 20:56 WIB
Opera Sabun Messi Berakhir, Ini Konsekuensi yang Harus Dihadapi Barcelona
Kolase foto Lionel Messi dengan Josep Maria Bartomeu. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Opera sabun terbesar di bursa transfer musim panas tahun 2020 telah berakhir. Lionel Messi yang sebelumnya membuat geger jagad sepak bola dengan niatnya hengkang dari Camp Nou, pada akhirnya menetap di Barcelona.

Ikhlas tidak ikhlas, rela atau tidak rela, kenyataannya Lionel Messi tak mampu melangkahkan kakinya keluar dari klub yang menaunginya sejak ia berusia 13 tahun.

Setelah keputusan Messi diumumkan ke seluruh penjuru dunia, pemain Argentina itu berbicara tentang keseluruhan proses yang membawa hubungannya dengan klub ke titik terendah dengan mengerucutkan seorang dalang kekisruhan di klub Catalonia itu, yaitu sang presiden Josep Maria Bartomeu.

Kolase foto Lionel Messi dengan Josep Maria Bartomeu. [AFP]
Kolase foto Lionel Messi dengan Josep Maria Bartomeu. [AFP]

Dengan berat hati, Messi pada akhirnya harus mengemban tugas sebagai jenderal lapangan Blaugrana setidaknya untuk satu musim lagi. Namun yang tidak bisa ditampik adalah hal itu melahirkan konsekuensi yang harus dihadapi Barcelona yang musim lalu terpuruk di kancah domestik dan Eropa. Alias gagal meraih satu gelar pun.

Baca Juga: Saga Transfer Berakhir, Messi Masih Absen Latihan Bersama Barcelona

Dilaporkan Marca, paling tidak ada empat konsekuensi yang akan dihadapi Barcelona menyusul keputusan bertahan pemain berjuluk Messiah itu.

1. Batasan finansial

Tidak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 berdampak besar pada industri sepak bola di dunia, tidak terkecuali Barcelona. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pendapatan Barcelona terjun bebas akibat COVID-19.

Dengan bertahannya Messi, Barcelona FC pun kehilangan peluang, paling tidak, untuk memperoleh pemasukan berjumlah triliunan rupiah. Sebaliknya, Barcelona justru masih harus menanggung beban gaji Messi yang jumlahnya dikabarkan lebih dari 100 juta euro per tahun.

Alhasil, rencana Barcelona untuk mendatangkan Lautaro Martinez, Georginio Wijnaldum dan Memphis Depay sepertinya akan diurungkan.

Baca Juga: Bertahan di Barcelona dengan Terpaksa, Lionel Messi Ungkap Borok Bartomeu

Lionel Messi tengah bersiap diwawancara usai pertandingan Barcelona vs Osasuna di Camp Nou, Jumat (17/7/2020). [AFP]
Lionel Messi tengah bersiap diwawancara usai pertandingan Barcelona vs Osasuna di Camp Nou, Jumat (17/7/2020). [AFP]

2. Keretakan di dalam klub kemungkinan bertambah besar

Sebelum mengirim burofax dan meminta dilepas Barcelona beberapa waktu lalu, paling tidak dalam setahun terakhir Messi kerap terlibat cekcok dengan sejumlah pejabat klub.

Kini, dengan bertahannya Messi, bukan tidak mungkin sang Messiah menjadi semakin vokal dan tak lagi pikir panjang untuk melepaskan hujan kritik terhadap kebijakan-kebijakan klub yang selama ini, menurutnya, menjadi penyebab kegagalan Barcelona di berbagai ajang.

Dalam wawancara dengan Goal pada Jumat (4/9/2020), Messi bahkan membeberkan kebohongan yang selama ini digembar-gemborkan oleh klub pimpinan Bartomeu itu.

"Sebenarnya sudah lama tidak ada proyek atau apapun," kata Messi kepada Goal.com.

"Mereka menyulap dan menutupi lubang seiring berjalannya waktu".

Hubungan antara Bartomeu sangat rusak dan tidak diragukan lagi akan ada banyak orang yang menantikan pemilihan presiden baru Barcelona pada Maret tahun depan.

Fans Barcelona saat menggelar aksi di luar markas klub, Barcelona, Spanyol, Selasa (25/8). [Pau BARRENA / AFP]
Fans Barcelona saat menggelar aksi di luar markas klub, Barcelona, Spanyol, Selasa (25/8). [Pau BARRENA / AFP]

3. Pecahnya basis suporter

Opera sabun Messi vs Barcelona yang berlangsung sejak sepekan lalu dikabarkan telah memicu perpecahan di kubu suporter setia Blaugrana.

Jumlah kritikus Messi meningkat dalam sepekan terakhir. Lebih banyak dari sebelumnya, bahkan setelah Barcelona dipermak Bayern Munich 2-8 di babak perempat final Liga Champions pertengahan Agustus kemarin.

Hal ini, bisa jadi, membuat hati Messi yang tengah kalut sulit untuk tenang. Karena sekali saja Barcelona tampil berantakan, adil atau tidak adil, barisan kritikus tersebut akan tetap menyalahkan pemain berusia 33 tahun itu.

4. Suasana ruang ganti

Sang Kapten tak jadi pergi. Akan tetapi, kemungkinan beberapa rekan satu tim dan sahabatnya akan pergi.

Semua mata sekarang tertuju pada Luis Suarez, yang tampaknya akan segera pergi. Begitu pula dengan Arturo Vidal yang selama ini dikenal sebagai sekutu Messi.

Hanya Jordi Alba dan Sergio Busquets yang sepertinya dipertahankan.

Pelatih Barcelona, Ronald Koeman. [Josep LAGO / AFP]
Pelatih Barcelona, Ronald Koeman. [Josep LAGO / AFP]

Situasi di ruang ganti pemain bisa jadi berubah positif, atau mungkin semakin kacau mengingat Messi yang selama ini dikabarkan sebagai 'pelatih kedua' akan berhadapan dengan Ronald Koeman yang dikenal memiliki ketegasan bak jenderal militer.

Ketegasan Koeman itu pun sudah ditunjukkannya beberapa hari setelah ia diresmikan sebagai pelatih baru Barcelona. Ketika itu, Koeman memberikan penegasan keras ke Messi. Penegasan yang pada akhirnya disebut-sebut memicu kemarahan sang megabintang hingga akhirnya ingin angkat kaki dari Camp Nou.

Melihat fakta yang ada, maka tidak bisa dipungkiri jika hubungan Koeman dengan Messi akan menjadi kunci utama bagi Barcelona untuk meraih sukses di musim 2020/21.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI