Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, akhirnya memberikan respons terkait ramainya isu naturalisasi pemain muda asal Brasil yang kabarnya akan dilakukan PSSI.
Isu ini muncul setelah Arema FC, Persija Jakarta, dan Madura United mendatangkan legiun asing dari Brasil. Mereka adalah Maike Henrique dan Thiago Apolina yang tengah menjalani trial di Persija.
Lalu, Pedro Henrique dan Hugo Guilherme sudah resmi dikontrak oleh Arema FC. Kemudian, Madura United mengumumkan mendatangkan Robert Junior Rodrigues untuk dijajal kemampuannya.
Isu naturisasi semakin kuat setelah Madura United melalui Presiden Klub Achsanul Qosasih menyebut pemain yang ada di timnya diproyeksi untuk Piala Dunia U-20 2021.
Baca Juga: Mengenal 5 Pemain Brasil yang Disebut-sebut Bakal Dinaturalisasi PSSI
Sementara Pelatih Persija, Sergio Farias, menyebut dua pemain asing yang ada di klubnya adalah bagian dari program PSSI. Adapun Arema mengaku mereka yang bergabung sebagai program jangka panjang tim dengan target naturalisasi.
Namun, PSSI telah membantah lima pemain itu bagian dari program federasi. Melalui direktur teknik Indra Sjafri, adanya lima pemain tersebut di Tanah Air, tak ada kaitannya dengan PSSI.
Sementara menpora menilai apa yang dilakukan klub mendatangkan pemain asing sah-sah saja. Jika memang tidak melanggar aturan baik hukum negara dan sepakbola, naturalisasi bisa saja dilakukan.
"Upaya klub untuk membina pemain secara berkelanjutan adalah hal yang wajar saja. Klub tentu punya pertimbangan jangka pendek, menengah, dan panjang dalam perencanaan di klubnya masing-masing," kata Zainudin Amali saat dihubungi awak media via pesan singkat, Jumat (21/8/2020).
"Naturalisasi adalah bagian dari rencana pembinaan seperti yang dilakukan oleh Arema FC. Regulasi yang ada di federasi (PSSI) tentu juga tidak melarang hal tersebut," ia menambahkan.
Baca Juga: Fakhri Husaini: Isu Naturalisasi Bisa Pengaruhi Mental Pemain
Politisi Partai Golkar itu juga menyebutkan pada dasarnya naturalisasi tidak dilarang. Namun, harus sesuai perundang-undangan dan jangan sampai menimbulkan polemik.
"Tentu keinginan klub itu akan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh pimpinan cabor masing-masing sebelum dimohonkan ke pemerintah dan terakhir tentu harus disetujui oleh DPR karena ini menyangkut kewarganegaraan seseorang," jelasnya.
"Proses naturalisasi untuk beberapa cabor juga sudah dilakukan, bahkan sekarang sedang ada proses naturalisasi untuk tiga orang dari cabor basket dan dari sepakbola," pungkasnya.
Kabar naturalisasi ini memang menuai pro dan kontra. Salah satu yang tidak setuju adalah mantan pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini.