Suara.com - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri telah membantah pihaknya akan menaturalisasi lima pemain muda asal Brasil untuk membela Timnas Indonesia U-19 di Piala Dunia U-20 2021 mendatang.
Belajar dari kasus Ezra Walian, menurut Indra, PSSI ke depannya tidak akan asal-asalan mengubah status kewarganegaraan seseorang.
Isu naturalisasi ini sendiri muncul setelah lima pemain asal Brasil tiba di Indonesia. Kelimanya kini tersebar di tiga tim Liga 1 2020, yaitu Persija Jakarta, Arema FC, serta Madura United.
Lima pemain yang dimaksud adalah Thiago Apolina Pereira dan Maike Henrique Irine de Lima yang sudah mengikuti latihan bersama Persija.
Baca Juga: Shin Tae-yong Harapkan Kehadiran Elkan Baggott di Kroasia
Lalu ada Henrique Bartoli dan Hugo Guilherme yang bahkan sudah dikontrak oleh Arema FC, serta yang terakhir ada Robert Junior Rodrigues Santos bersama Madura United.
Kelima pemain ini pun disebut-sebut sebagai 'titipan PSSI' sebelum nantinya dinaturalisasi untuk bisa memperkuat Timnas Indonesia U-19.
Pelatih Persija, Sergio Farias, mengatakan bahwa kehadiran dua pemain anyar asal Negeri Samba di timnya merupakan 'program PSSI'. Hal yang sama juga disampaikan Presiden Madura United, Achsanul Qosasih.
Adapun General Manager Arema FC, Ruddy Widodo, menyatakan dua pemain Brasil yang bergabung dengan timnya adalah program jangka panjang klub dengan 'target naturalisasi'. Namun, Ruddy tidak menyebut ini bagian dari rencana PSSI.
Kian simpang siur, Indra Sjafri pun menegaskan jika PSSI tidak akan sembarangan lagi untuk mengubah kewarganegaraan seseorang demi Timnas Indonesia.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 Diklaim Tak akan Sembarang Comot Pemain Naturalisasi
Ini setelah PSSI punya pengalaman pahit pasca menaturalisasi Ezra Walian.
Memang, kasus pindah kewarganegaraan Ezra ini bermasalah. Dalam hukum, penyerang yang kini memperkuat PSM Makassar itu telah sah menjadi Warga Negara Indonesia.
Namun dalam urusan sepakbola, yang bersangkutan masih bermasalah.
"Contoh kasus Ezra Walian, PSSI kenapa tidak urus? Tak bisa diurus karena urusannya harus menunggu dua tahun. Jadi jangan disalahkan juga PSSI kenapa nggak urus Ezra, karena rules-nya begitu," kata Indra Sjafri saat ditemui di Stadion Madya, Senayan, Jakarta.
Untuk kasus Ezra, sang penyerang memang sempat membela Timnas Indonesia U-23 di ajang SEA Games. Tapi dalam ajang resmi, FIFA melarang Ezra membela skuat Garuda.
Sebab, Ezra pernah membela Timnas Belanda U-17 dalam kompetisi resmi UEFA.
Selain itu, FIFA rupanya juga belum menerima laporan perpindahan federasi Ezra dari KNVB (Federasi Sepakbola Belanda) ke PSSI.
Indra Sjafri pun memberikan tanggapannya soal hal ini. "Ada regulasi FIFA yang harus dipatuhi, jadi tak bisa sembarangan," tuturnya singkat.
Lebih lanjut, Indra menjelaskan kriteria terpenting jika PSSI ingin menaturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia ke depannya. Menurut mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 itu, pemain yang bersangkutan harus punya kualitas.
"Jaminan yang masuk timnas itu kualitas, bukan dia hidung mancung atau rambut cokelat. Yang paling utama, pemain yang akan dinaturalisasi itu harus punya kualitas," jelas Indra.
"Kedua, persyaratannya harus mempunyai paspor Indonesia. Tanpa paspor Indonesia, tak bisa main di (kompetisi resmi) AFC dan FIFA karena itu regulasi. Ada paspor Indonesia pun kalau dia sudah main di timnas di negara asal, itu harus menunggu minimal dua tahun," pungkasnya.