Tuchel bahkan pernah melatih Nagelsmann ketika masih bermain di Augsburg, hingga cedera memaksanya gantung sepatu.
"Nagelsmann adalah pemain saya, selama satu musim kemudian dia cedera. Dia selalu bertanya soal kepelatihan. Ketika itu, saya tidak pernah berpikir dia akan menjadi seorang pelatih di usia yang begitu muda," cerita Tuchel.
"Dia sangat memerhatikan detail, Anda bisa melihat kecintaannya pada taktik dan detail (di setiap pertandingan Leipzig)."
Menghadapi mantan pelatihnya, Nagelsmann mengaku tidak akan pernah menyangka. Apalagi beradu taktik di ajang Liga Champions.
Baca Juga: RB Leipzig vs PSG, Tuchel: Julian Nagelsmann Muda dan Mengesankan
"Saya bermain di bawah Tuchel. Sebagai pemain saya mendapat bayar, tapi kemudian saya cedera. Saya butuh uang, dan dia (Tuchel) memberikan kesempatan kepada saya untuk mengumpulkan dana demi belajar menjadi seorang pelatih," kata Nagelsmann.
"Saya diberi kesempatan untuk menjadi pemantau dan penganalisa kekuatan lawan. Saya tidak pernah menyangka akan menghadapinya di semifinal Liga Champions."
Di babak sebelumnya, pasukan Julian Nagelsmann menampilkan perjuangan luar biasa ketika menyingkirkan Atletico Madrid. Sementara itu, anak-anak asuh Thomas Tuchel menampilkan aksi comeback heroik untuk mengakhiri perlawanan tim debutan Atalanta lewat gol-gol injury time Marquinhos dan Eric Maxim Choupo-Moting.
Dengan pemain-pemain seperti Dani Olmo, Marcel Sabitzer, hingga Yussuf Poulsen, Leipzig tak bisa diremehkan dan bisa menjadi lawan yang sangat berbahaya.
Akan tetapi, meski terancam tak diperkuat kiper Keylor Navas yang mengalami cedera paha saat melawan Atalanta, PSG tetap lebih difavoritkan.
Baca Juga: RB Leipzig vs PSG, Tuchel Bisa Mainkan Mbappe Sebagai Starter
Dari segi materi pemain, PSG yang memiliki pemain-pemain berkualitas seperti Neymar dan Mauro Icardi. Selain itu, Kylian Mbappe dan Angel Di Maria lebih unggul.