Suara.com - Arsenal dikabarkan telah menyiapkan cara untuk menyingkirkan gelandang serang mereka yang bergaji tinggi namun sudah tak 'terpakai', Mesut Ozil, pada bursa transfer musim panas 2020 ini.
Kubu The Gunners disebut bakal membayar sisa kontrak Ozil yang tersisa setahun lagi, sebagai cara untuk menyingkirkan mantan playmaker Timnas Jerman itu dari Emirates Stadium.
Kehadiran Ozil memang sudah tak diinginkan lagi oleh pelatih kepala Arsenal, Mikel Arteta.
Selain tak masuk dalam skemanya, Ozil juga merupakan pemain yang bergaji tinggi, yakni 350 ribu pounds (sekira Rp 6,7 miliar) per pekan.
Baca Juga: Barcelona vs Bayern Munich: Lewandowski Hebat, Tapi Bukan Level Messi
Tingginya gaji Ozil itu apabila digunakan dalam pengembangan tim pada musim depan tentu akan lebih berguna, ketimbang harus membayar gaji buta pada pemain yang kehadirannya saja tak diinginkan.
Situasi semakin memanas kala Ozil menolak pemotongan gaji. Pemain berusia 31 tahun itu beralasan bahwa direksi Arsenal tidak bisa memberikan jawaban atas apa yang ia pertanyakan.
"Sebagai pemain, kami semua ingin berkontribusi. Tetapi, kami membutuhkan lebih banyak informasi dan faktanya banyak pertanyaan yang belum terjawab," ucap Ozil kepada talkSPORT, Jumat (14/8/2020).
"Bagi siapa pun dalam situasi ini, Anda memiliki hak untuk mengetahui segalanya. Untuk memahami mengapa hal itu terjadi dan ke mana uang itu pergi? Tetapi, kami tidak mendapatkan cukup detil," celoteh eks penggawa Werder Bremen dan Real Madrid itu.
Ozil juga menegaskan bahwa dirinya tak akan meninggalkan Arsenal pada bursa transfer musim panas ini. Sang playmaker bersikukuh akan tetap bertahan hingga kontraknya habis pada Juni 2021.
Baca Juga: Mesut Ozil Pastikan Tetap di Arsenal Musim Depan
Ozil sesumbar bahwa dirinyalah yang bakal memutuskan kapan akan meninggalkan Arsenal. Ia pun mengaku akan terus berjuang mendapatkan kembali tempatnya di starting eleven ataupun skuiat Arsenal, sampai tidak lagi terikat kontrak.