Liga 1 2020 Dilanjutkan, Kemenpora Minta Tes PCR dan Bukan Rapid Test

Syaiful Rachman Suara.Com
Rabu, 29 Juli 2020 | 16:04 WIB
Liga 1 2020 Dilanjutkan, Kemenpora Minta Tes PCR dan Bukan Rapid Test
Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto saat ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (10/2/2020). [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) meminta Liga 1 Indonesia yang akan bergulir pada 1 Oktober mendatang untuk melakukan tes reaksi berantai polimerase (PCR) bukan tes cepat (rapid test) dalam memastikan para pemainnya tak terpapar COVID-19.

"Pertama adalah pada saat masuk itu harus di-swab PCR. Karena dulu ada yang nawar rapid test karena lebih murah, ini bukan masalah murah atau tidaknya, karena potensi body contact-nya tinggi yah," ujar Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto dalam diskusi daring di Graha BNPB, Rabu (29/7/2020).

Gatot mengatakan tes kesehatan saat melanjutkan kompetisi harus dilakukan secara ketat. Hal tersebut merujuk pada aturan yang dikeluarkan oleh federasi-federasi sepak bola di Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman.

Menurut dia, para pemain di benua Eropa melakukan tes PCR secara berkala, baik itu beberapa hari sebelum bertanding maupun sesudah pertandingan. Hasilnya pun terbukti, hingga musim 2019/2020 usai tidak ada pemain yang dilaporkan positif.

Baca Juga: Ketum PSSI Minta Shin Tae-yong Tidak Lupakan Timnas Indonesia Senior

Menpora Liga 1 dan Liga 2 Resmi Dihentikan Sementara (Dok. Pers PSSI)
Menpora Liga 1 dan Liga 2 Resmi Dihentikan Sementara (Dok. Pers PSSI)

"Tapi sekali lagi, ingat lebih baik kita patuh pada peraturan kesehatannya daripada kemudian melampiaskan karena ini sudah bosan, sudah nunggu lama. Nggak ada maksud dari gugus tugas atau pemerintah untuk membatasi," jelasnya seperti dimuat Antara.

Ia juga berharap kepada klub untuk menerapkan protokol yang ketat terhadap para pemainnya jika tidak ada pertandingan. Apalagi PSSI dan PT. LIB akan memusatkan sebagian markas tim di Yogyakarta.

"Saya bercanda ke beberapa manajer (klub sepak bola) jangan sampai nanti di Yogyakarta menjadi klaster baru karena DIY kan relatif stabil gitu," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI