Suara.com - Manajer Manchester City, Pep Guardiola mengungkapkan kekagumannya terhadap pelatih kenamaan asal Argentina, Marcelo Bielsa, yang disebutnya berpengaruh besar terhadap karier kepelatihannya selama ini.
Musim depan, Guardiola berkesempatan untuk berhadapan lagi dengan Bielsa yang baru saja berhasil mengantarkan Leeds United juara Divisi Championship (divisi dua Inggris) musim 2019/2020 dan promosi ke Premier League setelah 16 tahun!
Menurut Guardiola, kedatangan Leeds dan Bielsa akan membuat Liga Inggris menjadi lebih seru.
"Ia (Bielsa) melakukan pekerjaan hebat. Mereka luar biasa musim lalu, tapi sayang tidak memperoleh promosi. Setahun kemudian karakter mereka tampak semakin konsisten dan merebut tiket promosi," ucap Guardiola seperti dilansir Tribal Football.
Baca Juga: Pep Minta Manchester City Perbaiki Performa saat Jumpa Real Madrid
"Saya tak pernah dilatihnya, tapi semua orang tahu dia adalah pelatih top asal Argentina. Saya sangat mengaguminya," sambung pelatih asal Spanyol berusia 49 tahun itu.
"Saya mendapat pengakuan dari ratusan juta pemain yang pernah merasakan tangan dinginnya," tutur Guardiola dengan nada hiperbola.
Menurut Guardiola, Bielsa punya karakter yang unik sebagai seorang pelatih, baik dari segi strategi permainannya di lapangan maupun sosoknya di luar lapangan.
"Ia sosok unik dalam sepakbola dunia karena cara bermainnya. Ia manajer yang autentik," ujar Guardiola.
"Tak ada manajer lain di dunia yang bisa menduplikasi caranya. Saya belajar banyak tentang gaya permainan dan apa yang dihasilkannya. Sosok luar biasa nan spesial," sanjung eks pelatih Barcelona dan Bayern Munich itu.
Baca Juga: Baru Promosi, Leeds United Langsung Pasang Target ke Liga Champions
Kala masih menangani Barcelona, Guardiola sendiri sempat menghadapi Bielsa yang waktu itu masih menukangi Athletic Bilbao.
Bicara soal raihan gelar sebagai seorang pelatih, Bielsa memang tidak ada apa-apanya dibandingkan Guardiola yang panen trofi, baik di Barcelona, Bayern. maupun Manchester City.
Namun menurut Guardiola, Bielsa tetaplah pelatih elite tanpa harus bertabur gelar sepanjang kariernya.
"Memenangi gelar membantu Anda mendapat pekerjaan di musim berikutnya. Tetapi pada akhir karier, bukan itu yang Anda kenang, melainkan memori dan ajaran yang disampaikan para manajer," celoteh pelatih berkepala plontos itu.
"Dari segi memori dan pengalaman para pemainnya, Marcelo berada di puncak daftar terbaik. Ya, di puncak!" pungkasnya.