Suara.com - Masih dalam suasana berkabung usai sang adik tewas tertembak, fullback Tottenham Hotspur, Serge Aurier nyatanya tetap dimainkan penuh ketika Spurs menang 3-1 atas Newcastle United pada laga pekan ke-36 Liga Inggris 2019/2020 di St James' Park, Kamis (16/7/2020) dini hari WIB tadi.
Seperti diketahui, adik Aurier ditembak hingga meninggal di Kota Toulouse, Prancis, Senin (13/7/2020) lalu.
Christopher Aurier (26 tahun), yang setahun lebih muda dari Serge, ditembak di dekat sebuah kelab malam pada Senin dini hari waktu setempat.
Tersangka pria bersenjata itu melarikan diri dari tempat kejadian dan sedang dicari oleh polisi, menurut sumber dari Kepolisian Prancis.
Baca Juga: Van Dijk Akui Liverpool Sudah Tampil Ogah-ogahan Semenjak Juara
Well, hanya dalam kurun 48 jam kemudian, tentunya masih dalam kondisi sangat bersedih, Serge Aurier dimainkan penuh 90 menit di laga kontra Newcastle.
Manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho sebagai pihak yang bertanggung jawab akan hal ini pun memberikan penjelasannya.
"Tak ada pemaksaan di sini, dia sendiri yang meminta untuk main sejak menit awal, yang mana ini sangat luar biasa," tutur Mourinho seperti dimuat GOAL Intl.
"Serge Aurier adalah pribadi yang kuat. Kami selalu mendukung keputusannya jika dia ingin pergi, nyatanya ia memutuskan sebaliknya. Dia ingin bermain," sambung pelatih berusia 57 tahun itu.
"Semua pribadi memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi sebuah tragedi. Untuk Serge, dia memilih untuk bermain. Namun, besok dia akan pergi ke Prancis untuk bertemu ibunya," tukas The Special One.
Baca Juga: Bukti Nyata Juventus Sedang Krisis meski Berada di Puncak
Serge Aurier bergabung dengan Tottenham pada 2017 dari klub raksasa Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).
Meski berkebangsaan Pantai Gading, sang fullback memang mengawali karier profesionalnya sebagai pesepakbola di Prancis, dengan memperkuat klub-klub macam RC Lens, Toulouse dan PSG sebelum hijrah ke London Utara.
Sebagai pemain, Aurier sendiri terkenal temperamental serta memiliki perangai yang cukup eksentrik. Semasa masih di PSG, ia cukup dikenal dengan beberapa masalah indisipliner.