Suara.com - Manajemen PSIS Semarang menilai syarat yang mewajibkan pemain dan ofisial tim untuk melakukan tes usap atau swab test sebelum menjalani pertandingan saat Liga 1 Indonesia kembali bergulir akan sulit diterapkan oleh klub.
Hal tersebut disampaikan General Manajer PSIS Semarang Wahyoe Winarto di Semarang, Selasa (15/7/2020), menanggapi syarat yang diwajibkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.
Menurut pria yang akrab disapa Liluk tersebut, ada beberapa faktor yang menyulitkan untuk menerapkan syarat dari Gugus Tugas tersebut.
"Persyaratannya cukup ketat. Saya yakin tidak bisa dipenuhi," kata Wakil Ketua DPRD Kota Semarang ini.
Baca Juga: Presiden Borneo FC Cemburu pada Persib Bandung, Ini Penyebabnya
Ia mencontohkan syarat pemain dan ofisial harus dikarantina usai melakukan uji usap sampai hari pertandingan.
"Apakah ada klub yang mempunyai tempat isolasi mandiri. Saat pertandingan tandang tidak mungkin klub menyewa satu hotel atau apartemen hanya khusus untuk satu tim itu," katanya.
Terlebih lagi, lanjut dia, uji swap juga memerlukan biaya yang tidak murah.
Berbagai persyaratan itu, lanjut dia, mustahil terpenuhi dengan jadwal pertandingan liga yang padat.
Sebelumnya, PT Liga Indonesia Baru telah menyampaikan rencana dimulainya kembali lanjutan Liga 1 2020 pada 1 Oktober mendatang.
Baca Juga: Kompetisi Liga 1 Dilanjutkan Oktober, Begini Respons PSIS Semarang
PSIS sendiri akan mengusulkan Stadion Citarum Semarang sebagai stadion untuk menjamu tim tamu.