Suara.com - PSSI resmi merilis Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang kelanjutan kompetisi Dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020, Minggu (28/6/2020) malam.
SK ini menindaklanjuti surat sebelumnya bernomor SKEP/48/III/2020 tentang penghentian kompetisi sepakbola di Indonesia terkait penyebaran COVID-19 dalam keadaan kahar atau force majeure pada Maret lalu.
Pada SK tersebut kompetisi Liga 1 2020, Liga 2, dan Liga 3 akan digulirkan pada bulan Oktober. Namun, belum ada tanggal pasti yang disampaikan oleh PSSI, termasuk regulasi yang digunakan.
"Dengan ini saya nyatakan Surat Keputusan SKEP/53/VI/2020 mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan," kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan saat jumpa pers di kantor PSSI, Gedung Fx, Jakarta, Minggu (28/6/2020).
Baca Juga: Achmad Jufriyanto Dorong Pemain Muda Manfaatkan Regulasi U-20
"Kompetisi Liga 1, Liga 2, dan Liga 3 akan dimulai pada Oktober 2020 dengan memperhatikan ketentuan protokol kesehatan COVID-19 yang ditetapkan oleh pemerintah," ungkapnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Iwan Bule itu memberikan beberapa pertimbangannya dalam melanjutkan kompetisi musim 2020, termasuk di dalamnya Liga 1, 2, dan 3.
"Kita perlu melakukan kampanye lewat sepakbola bahwa Indonesia sudah mulai beradaptasi dan belajar dengan situasi new normal dengan menjalankan protokol kesehatan. Lewat kompetisi sepakbola adalah kampanye yang baik bagi dunia luar," ujar Iwan.
"Kompetisi yang dilakukan sekarang adalah untuk kepentingan timnas ke depan, agar pemain selalu berkompetisi dan dengan sendirinya pemain tetap terasah kualitasnya," ia menambahkan.
Selain itu, bergulirnya kembali kompetisi juga dimaksudkan untuk kepentingan Timnas Indonesia U-19 yang sedang dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20 2021.
Baca Juga: Struktur Kepanitiaan Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2021 Masih dalam Proses
Saat para pemain yang tidak dipanggil TC Timnas Indonesia U-19 tetap bisa terasah kemampuannya di dalam kompetisi.
"Saat mereka tidak menjalankan training centre (TC), para pemain bisa berkompetisi di klub mereka masing-masing, baik Liga 1 dan Liga 2, karena pada umumnya mereka sudah milik klub," pungkasnya.