''Saya mulai terbiasa hidup sebagai bintang. Dikagumi sebagai pemain Real Madrid dan keluar ke jalanan untuk belanja beberapa euro dan membayar sesuatu untuk orang-orang,'' imbuhnya.
''Selama di Madrid, aku terbiasa hidup sendiri. Dan tanpa disadari sebotol vodka menjadi teman baikku,'' tandasnya.
Akibat kebiasaan buruk tersebut, secara perlahan mulai merusak karier Sneijder. Ia kerap datang ke tempat latihan dalam keadaan tak sadar setelah malam harusnya mabuk.
''Saya tidak merasa terganggung secara fisik. Saat bangun pagi harinya seperti tidak mengalami apa pun, saya tetap berlatih tetapi semuanya menjadi makin buruk dan mulai tidak fokus,'' ungkap Sneijder.
Baca Juga: Ginevra Lambruschi, Pacar Pemain AS Roma yang Doyan Unggah Foto Ciuman
''Aku berbohong pada diriku sendiri, mengatakan semua akan baik-baik saja. Aku berlindung di balik ketenaranku sebagai pesepak bola,'' tegasnya.
Walhasil, Sneijder akhirnya dijual Real Madrid pada 2009. Ia memutuskan menerima pinangan raksasa Italia, Inter Milan.
Sneijder pun mulai sadar kesalahannya. Ia akhirnya sukses membuktikan talenta sebenarnya hingga berhasil mempersembahkan tiga gelar buat Inter Milan di musim perdananya, yakni Serie A, Coppa Italia dan Liga Champions.
Sneijder tercatat selalu jadi pilihan utama Inter Milan selama empat musim. Ia kemudian hengkang ke klub Turki, Galatasaray pada 2013.
Kini Sneijder telah gantung sepatu. Mantan pemain Timnas Belanda itu memutuskan pensiun pada Juli 2019 dan klub terakhirnya adalah Al-Gharafa, yang bermain di Liga Qatar.
Baca Juga: Gara-gara Video Tiktok, Pemain AS Roma Ini Didepak Klub