Suara.com - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) memiliki sebuah keinginan terkait gaji pemain jika kompetisi Liga 1 2020 dilanjut pasca tertangguhkan sejak Maret lalu imbas pandemi COVID-19. Liga 1 2020 memang kemungkinan restart pada bulan September atau Oktober nanti.
Agus Riza selaku kuasa hukum APPI, menginginkan klub-klub tidak membayar gaji para pemain terlalu rendah atau minimal sesuai Upah Minimum Regional (UMR).
Tuntutan APPI ini didasari Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 ayat 1 yang berbunyi; 'Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud pasal 89'.
Sebagaimana diketahui, para pemain, pelatih, serta ofisial saat ini menerima pemotongan gaji per bulan mencapai 75 persen.
Baca Juga: Hadapi Arsenal Dini Hari Nanti, Manchester City Pakai Jersey Khusus
Klub-klub berani memangkas gaji pemain karena telah direstui oleh PSSI melalui surat resmi beberapa waktu lalu. Periode yang ditetapkan soal pemotongan gaji itu adalah Maret-Juni 2020.
Dalam hal ini, Riza menilai PSSI sepihak dalam mengambil keputusan. Mereka tidak melibatkan APPI selaku perwakilan para pesepakbola yang merumput di Indonesia.
"Kalau Liga 1 seharusnya di atas UMR setelah dipotong. Yang riskan itu dari Liga 2, karena rata-rata gaji mereka Rp 5 jutaan. Bayangkan dipotong 50-75 persen, pasti di bawah UMR atau UMP (Upah Minimum Provinsi)," kata Riza dalam keterangannya kepada media, Rabu (17/6/2020).
"Pemain berhak menuntut! Kalau mereka memilih menerima di bawah UMR harus dihitung selisihnya, kekurangan itu bisa diminta ke klub. Soalnya, PSSI sepihak dan tidak ada tindak lanjut. Berarti, kami selalu menuntut 100 persen," urainya.
Baca Juga: Final Coppa Italia Napoli vs Juventus: Asa Sarri di Tengah Omongan Miring