Suara.com - PSSI bersama dengan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi telah melakukan rapat virtual hari ini dengan perwakilan dari tim-tim Liga 1 2020 membahas nasib kelanjutan liga. Meski belum ada keputusan final, ada beberapa masukan dari PSSI.
Manajer Persita Tangerang, I Nyoman Suryanthara membenarkan jika PSSI dan PT LIB memberikan opsi Liga 1 2020 restart pada bulan September nanti.
Namun, itu belum pasti karena masih harus melihat situasi perkembangan COVID-19 di Indonesia ke depannya.
Liga 1 2020 sendiri telah tertangguhkan sejak Maret lalu imbas pandemi di Tanah Air.
Baca Juga: Mario Gotze Bakal Dibuang Dortmund, Schweinsteiger: Miris Ya
"Ini PSSI belum ada keputusan bulat terkait masalah kompetisi lanjut atau tidak. Tapi, tadi memang ada masukan dari PT LIB dan PSSI mungkin kompetisi bisa dilanjut kembali bulan September. Tapi itu juga masih melihat situasi dan keadaannya seperti apa," tutur Nyoman saat dikonfirmasi.
Nyoman menambahkan, klub-klub Liga 1 belum dijelaskan format apa yang akan dipakai jika kompetisi digulirkan kembali pada September.
Namun, menurut kabar yang beredar di media sosial, sisa musim Liga 1 2020 bakal digelar terpusat di Pulau Jawa. Selain itu, sistem degradasi juga bakal dihapus.
"Kami juga masih mempertanyakan, jika kompetisi dilanjutkan statusnya apa, melanjutkan yang sekarang atau ada format baru? Kalau lanjut ya formatnya seperti apa? Tentu kan berarti ini lewat tahun ya pertandingannya," celoteh Nyoman.
"Nanti juga bagaimana sistem pertandinganya, apakah home tournament atau tidak? Kalau diusulkan turnamen, harus dicari tempatnya terpusat di mana. Tapi semua masih dibahas di rapat tadi, belum ada keputusannya," jelas sang manajer.
Baca Juga: Liga Italia Dilanjut, Torino vs Parma Jadi Partai Pembuka
Nyoman juga menyebut ada usulan menaikkan jumlah subsidi untuk klub menjadi Rp 800 juta jika kompetisi digelar September 2020.
Kenaikan subsidi itu dimaksudkan untuk meringankan beban tim-tim dalam menggelar pertandingan, karena memang tidak ada pemasukan dari tiket penonton.
"Iya itu salah satunya sih, tadi memang ada usulan itu juga (subsidi Rp 800 juta). Tapi ini bukan hanya masalah subsidi saja, namun juga melihat perkembangan situasi di setiap daerah karena berbeda-beda, dan kami belum tahu akan digelar di mana pertandingan tersebut," papar Nyoman.
"Mungkin masalah subsidi itu dinaikkan. Kan karena rencananya laga-laga di sisa musim digelar tanpa penonton di stadion. Subsidi naik dengan harapan bisa meringankan beban klub," terangnya.
"Tapi, bagi kami yang terpenting kalau harus jalan bulan September, harus mencari tempat yang aman. Meskipun protokol kesehatan itu sudah disiapkan, tapi tak ada yang bisa menjamin di pertandingan nanti," pungkas Nyoman.