29 Mei 1991, Kisah Klub Yugoslavia Rengkuh Trofi Eropa Pertama dan Terakhir

Syaiful Rachman Suara.Com
Jum'at, 29 Mei 2020 | 21:55 WIB
29 Mei 1991, Kisah Klub Yugoslavia Rengkuh Trofi Eropa Pertama dan Terakhir
Para pemain Red Star Belgrade melakukan selebrasi bersama trofi Piala Champions 1991 yang mereka raih setelah mengalahkan Marseille lewat adu penalti dalam partai final di Stadion San Nicola, Bari, Italia, Rabu (29/5/1991). (ANTARA/AFP/Jacques Demarthon/Patrick Hertzog)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sayangnya, partai final yang digelar di Stadion San Nicola, Bari, Italia, tak memenuhi ekspektasi sebagai sebuah laga bertabur talenta.

Partai final menjelma jadi adu kuat skema pertahanan kedua klub. Red Star di bawah arahan sang pelatih Ljubomir Petrovic menebalkan tembok pertahanan mereka, sedangkan Raymond Goethals menginstruksikan para pemain Marseille untuk menerapkan jebakan offside demi mencegah lawannya memasuki sepertiga akhir lapangan.

Dalam wawancara dengan majalah Prancis, So Foot, Petrovic mengaku menginstruksikan para pemainnya untuk bermain sabar dan mengejar adu penalti.

"Setelah mempelajari pertandingan Marseille, saya menyadari kami tidak bisa mengalahkan mereka, kecuali mereka melakukan kesalahan," kata Petrovic sebagaimana dikutip laman So Foot.

Baca Juga: Riko Simanjuntak: Saya Lebih Suka Bikin Assist Ketimbang Cetak Gol

"Saya bilang ke pemain untuk bersabar dan mengejar adu penalti," ujarnya menambahkan.

Red Star Belgrade mengalahkan Marseille lewat drama adu penalti dalam partai final Piala Champions 1991 di Stadion San Nicola, Bari, Italia, Rabu (29/5/1991). (ANTARA/AFP/Jacques Demarthon/Patrick Hertzog)
Red Star Belgrade mengalahkan Marseille lewat drama adu penalti dalam partai final Piala Champions 1991 di Stadion San Nicola, Bari, Italia, Rabu (29/5/1991). (ANTARA/AFP/Jacques Demarthon/Patrick Hertzog)

Skor nirgol bertahan hingga 120 menit pertandingan yang peluang terbaik hanya berupa tendangan bebas tipis dari Prosinecki untuk Red Star dan sundulan melenceng Waddle bagi Marseille.

Dalam adu penalti, sesi latihan tembakan 12 pas yang dilakukan berulang-ulang sehari sebelum final membuahkan hasil.

Red Star yang mendapat giliran menendang pertama sukses memimpin ketika Prosinecki menaklukkan kiper Pascal Olmeta. Sebaliknya penendang pertama Marseille Manuel Amoros bisa dihentikan oleh Stevan Stojanovic.

Lima penendang Red Star seluruhnya sukses menceploskan bola ke gawang Marseille hingga Darko Pancev menjadi penentu kemenangan 5-3.

Baca Juga: Mourinho Prediksikan Deflasi di Bursa Transfer Pasca Pandemi

Sekira 20 tahun setelah membantu Red Star membawa pulang trofi Piala Champions ke Yugoslavia, Mihajlovic serta merta menyebut pertandingan yang mereka jalani kontra Marseille sebagai final paling membosankan dalam sejarah kompetisi itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI