Suara.com - Proses akuisisi Newcastle United oleh Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman, kini memasuki babak baru. Ada pihak ketiga yang mencoba menggagalkan cita-cita sang pangeran.
Seperti diberitakan sebelumnya, Muhammad bin Salman melalui perusahaannya Saudi Public Investment Fund (PIF) akan mengambil alih saham 80 persen Newcastle. Dana tak kurang 300 juta pounds (Rp 5,7 triliun) telah disiapkan untuk memuluskan rencana tersebut.
Adalah Qatar, melalui BeIN Sports sebagai pemegang hak siar Liga Primer Inggris untuk kawasan Timur Tengah dan Afika Utara, yang meminta pembatalan tersebut. Sebab Arab Saudi dituding sebagai biang pembajakan siaran sepak bola sejak 2017.
BeIN Sport mengklaim, ulah mereka telah menyebabkan kerugian besar melalui dukungannya terhadap layanan streaming ilegal. Arabsat, perusahaan milik pemerintah Arab Saudi, yang selama ini menyediakan platform untuk pembajakan siaran sepak bola bernama beoutQ.
Baca Juga: Newcastle Diakuisisi Putra Mahkota Arab Saudi, Amnesti Internasional Gusar
Dengan sokongan Arabsat, beoutQ membajak siaran pertandingan-pertandingan oleh BeIN Sports, termasuk Liga Primer Inggris. Soal ini, pihak BeIN Sport sebenarnya sudah menempuh jalur hukum, namun selalu menemui jalan buntu.
Qatar, yang sudah terlibat perang dingin dengan Arab Saudi, nampaknya mulai meradang. Mereka bahkan telah menyurati otoritas Liga Primer Inggris dan 20 klub kontestan untuk menolak rencana pembelian Newcastle United oleh Muhammad bin Salman.
''Sebagai mitra lama dan investor besar di Liga Primer, kami mendesak untuk mempertimbangkan semua proses dari penjualan tersebut. Mulai dari direktur, karyawan, dan semua yang terlibat,'' ujar CEO beIN Media Group, Yousef Al-Obaidly, dilansir dari The Sun.
''Ini juga merujuk pada pencurian properti intelektual Liga Primer oleh Arab Saudi yang terkenal kejam. Jadi ada alasan kuat mengapa investigasi tersebut harus dilakukan,'' imbuhnya.
Tentu tindakan Arab Saudi membuat Qatar keranjingan. Sebab mereka telah menggelontorkan dana tak kurang 500 juta pound (Rp8,5 triliun) untuk menjalin kerja sama dengan Liga Primer Inggris hingga tiga tahun ke depan.
Baca Juga: Deretan Klub Terkaya Inggris jika Newcastle sudah Dibeli Pangeran Arab
Sebelum ada protes dari Qatar, Liga Primer Inggris juga telah mendapat surat dari Amnesty International yang isinya hampir serupa. Namun, Amnesty International lebih menekankan soal sepak bola sebagai ajang untuk sportswashing.
Artinya, Arab Saudi berniat menggunakan sepak bola sebagai kedok untuk membersihkan rekam jejak pelanggaran HAM. Salah satunya soal pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi yang diklaim didalangi oleh Muhammad bin Salman.