Suara.com - Final dua piala domestik, Piala Prancis dan Piala Liga Prancis, direncanakan jadi pembuka kelanjutan kompetisi sepak bola di Prancis pada Juni nanti setelah musim tertangguhkan karena pandemi COVID-19.
Presiden federasi sepak bola Prancis (FFF), Noel Le Graet, mengaku mengajukan hal itu selepas pertemuan dengan operator liga domestik, liga profesional Prancis (LFP), demikian dilansir Reuters seperti dimuat Antara.
Partai final Piala Prancis antara Paris Saint-Germain kontra AS Saint-Etienne diajukan untuk digelar pada 13 atau 20 Juni, disusul final Piala Liga Prancis antara PSG melawan Olympique Lyon tiga hari berselang.
Menurut Le Graet, pendahuluan Piala Prancis dan Piala Liga Prancis tersebut bakal menjadi langkah simbolik bagi sepak bola profesional dan amatir di negaranya. Sebagai catatan, Piala Liga Prancis hanya melibatkan klub-klub profesional, sedangkan Piala Prancis turut diikuti tim-tim amatir.
Baca Juga: FIFA Kirim Dana Bantuan Rp 7,7 Miliar untuk PSSI
"Itu akan memberikan citra bagus bagi sepak bola baik profesional maupun amatir. Kelanjutan liga masih belum ditentukan, tapi mungkin kami akan mengubah jadwalnya agar final piala domestik dimainkan lebih dulu," kata Le Graet.
"Proposal saya sejauh ini belum menerima penolakan, jadi sampai ada suara kontra, ini rencana yang akan dijalankan," ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, gelaran Liga Prancis musim 2019/20 diajukan untuk dilanjutkan kembali pada 17 Juni, tetapi semua rencana kelanjutan sepak bola itu masih bergantung perizinan pemerintah Prancis.
"Kementerian terkait masih memegang kuncinya, tapi baik operator maupun para klub saat ini berada di posisi untuk melanjutkan musim," ujar Le Graet.
"Kami harus mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk bisa melanjutkan musim, sebab itu prioritas yang ditekankan oleh komite eksekutif UEFA kemarin," pungkasnya.
Baca Juga: Ajax Bisa Menerima Tak Ada Juara Eredivisie, Utrecht dan Cambuur Kecewa
UEFA pada Kamis menyatakan rekomendasi mereka agar negara-negara anggotanya merampungkan musim kompetisi domestik di atas lapangan, tetapi bersikap melunak atas kemungkinan penghentian dengan syarat diakibatkan keputusan pemerintah atau ancaman krisis ekonomi bagi para klub.