Suara.com - Indonesia baru saja kehilangan seorang musisi terbaiknya yaitu Glenn Fredly yang meninggal dunia pada Rabu (8/4/2020) di usia 44 tahun.
Glenn meninggal di rumah Sakit Setia Mitra, Fatmawati, Jakarta Selatan, pukul 18.00 WIB. Ia dikabarkan meninggalkan karena sakit meningitis
Soal musik, karya penyanyi asal Ambon itu tidak usah diragukan lagi. Namun, dia juga memiliki sebuah karya di dunia sepak bola.
Lewat film yang diproduseri langsung olehnya, 'Cahaya dari Timur: Beta Maluku', Glenn menyelipkan beberapa pesan.
Baca Juga: Lirik Lagu Glenn Fredly - Sekali Ini Saja
Cahaya dari Timur menceritakan konflik yang ada di Ambon beberapa tahun silam. Dalam masa kelam tersebut, ternyata tersimpan sinar kebangkitan dalam sekelompok pesepak bola cilik yang berasal dari Tulehu.
Di masa konflik, Sani Tawainella yang diperankan Chiccco Jericho mengajak anak-anak di kampungnya menghindari konflik antar agama dengan bermain sepak bola.
Dijelaskan Glenn, perdamaian yang tercipta menunjukan ada pergeseran yang berbeda tentang cara pandang masyarakat.
"Saya bersyukur film ini menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut, juga di sosial media. Efeknya setiap orang yang selesai menonton film ini mau belajar bahasa Maluku, dan ingin berkunjug ke daerah ini. Hal ini menunjukan film merupakan produk budaya yang dapat merubah stigma," kata Glenn Fredly pada 2014 lalu.
Dalam filmnya, Glenn juga mengajak masyarakat Indonesia melihat sepak bola dari sudut pandang yang lebih luas.
Baca Juga: Menguak Fakta di Balik Topi Hitam Glenn Fredly
"Kami ingin sepak bola nasional yang dicintai masyarakat berprestasi. Bukan menjadi ajang perseteruan kepentingan-kepentingan pihak tertentu," tuturnya.
Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini juga meraih penghargaan. Cahaya dari Timur: Beta Maluku memenangi Festival Film Indonesia (FFI) 2014.
Selain menjadi produser, Glenn Fredly juga membuat soundtrack film tersebut. Lagu itu berjudul Tinggikan, yang liriknya menceritakan semangat kehidupan anak-anak Maluku.