Suara.com - Anggota Komisi X DPR RI Djohar Arifin mengkritik kerja yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha.
Salah satu yang disoroti Djohar adalah keputusan Tisha yang menunda pertandingan final leg kedua Piala Indonesia antara PSM Makassar vs Persija Jakarta di Stadion Andi Mattalatta, 28 Juli tahun lalu.
Ketika itu, Tisha mengeluarkan keputusan menunda pertandingan setelah terjadinya insiden pelemparan batu terhadap bus yang ditumpangi penggawa Persija.
Djohar menilai keputusan itu tak seharusnya dilakukan. Sebab, sudah ada surat jaminan keamanan untuk tetap menggelar laga tersebut dari pihak keamanan setempat.
Baca Juga: Ini Opsi PSSI jika Liga 1 2020 Benar-benar Disetop Total
Djohar juga kecewa ketika Komisi X mengundang PSSI untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), tapi hal itu tak dilakukan oleh yang bersangkutan.
"Mungkin karena kesibukan Sekjen ke Komisi X. Itu harusnya diingatkan oleh Ketum PSSI dan Exco, ini malah kami yang mengundang lagi," kata Djohar saat RDPU virtual bersama PSSI, Rabu (8/4/2020).
"Kemudian, kejadian saat di SEA Games, Manila. Dari KBRI kami diminta masuk sebagai undangan VIP tapi ternyata di kursi tak ada nama kami, tapi ada tiga nama lain. Saya tanya, siapa yang memasukkan tiga nama itu? ternyata Sekjen," lanjutnya.
"Akhirnya kami duduk di bangku biasa. Kemudian Sekjen Filipina datang dan mengajak kami pindah tapi Sekjen kita tak peduli. Selama sekjen (Ratu Tisha) ini saya tidak pernah diundang," ucapnya.
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang juga ikut serta dalam rapat virtual itu meminta maaf perihal hal tersebut. Menurut mantan Kapolda Metro Jaya itu sudah ada evaluasi yang dilakukan untuk Ratu Tisha sebagai sekjen.
Baca Juga: Wabah Virus Corona, Menpora Minta PSSI Perhatikan Nasib Pemain dan Wasit
"Berkaitan dengan adanya Sekjen menunda dua kali pertandingan (karena) alasan keamanan. Alhamdulillah pada saat pimpinan kami sudah kami evaluasi," ujar Iriawan.