Suara.com - Penyerang Barcelona, Luis Suarez mengaku dirinya terluka akibat kritik seputar pemangkasan gaji para pemain di klubnya.
Seperti diketahui, para pemain Barcelona harus mengalami pemotongan gaji di tengah pandemi Virus Corona saat ini.
Langkah tersebut diambil manajemen Blaugrana --julukan Barcelona-- demi tetap menyeimbangkan neraca keuangan klub di tengah nihilnya pertandingan sekarang, sebagaimana musim 2019/2020 memang sedang ditangguhkan imbas mewabahnya COVID-19.
Namun, sebelumnya santer dikabarkan jika para penggawa Barcelona sempat sangat keberatan dengan kebijakan pemotongan gaji ini.
Baca Juga: Liga Belgia Diakhiri Imbas Pandemi Corona, Club Brugge Langsung Juara
Para pemain Barca pun kadung dicap tamak oleh sebagian kalangan, dan hal ini diakui Suarez sangat menyakitkan.
"Hal itu menyakitkan, karena kami (para pemain Barca) sebenarnya adalah pihak pertama yang ingin mencapai kesepakatan (soal pemotongan gaji," kata Suarez kepada stasiun radio Uruguay Sport890, seperti dilansir AFP.
"Faktanya kami tahu situasi klub, situasi dunia saat ini, dan penundaan itu (kesepakatan pemotongan gaji) hanyalah soal detil besaran pemotongan. Ini yang menjadi sebab terlambatnya kesepakatan, tapi pada dasarnya kami semua setuju," jelasnya.
"Namun, orang-orang mengatakan kami, para pemain, tidak ingin melakukannya. Itu amat menyakitkan, bahwa para atlet bola basket dan bola tangan (Barcelona) mencapai kesepakatan, sementara para pemain tim sepakbola tidak. Faktanya tidak seperti itu," keluh striker kawakan asal Uruguay berjuluk El Pistolero itu.
Dalam kesempatan yang sama, Suarez yang saat ini masih bertahan di Spanyol, pun meminta agar lockdown diterapkan di kampung halamannya, Uruguay.
Baca Juga: Duh! Presiden Brescia Ancam Mundur jika Liga Italia Musim Ini Dilanjutkan
Spanyol sendiri saat ini tengah memberlakukan lockdown superketat pasca masifnya outbreak COVID-19 di Negeri Matador tersebut.