Suara.com - Krisis keuangan yang dihadapi sepak bola akibat pandemi virus corona tersingkap di Prancis di mana keputusan menahan pembayaran kesepakatan siaran untuk pertandingan Ligue 1 telah membuat klub-klub liga elite Prancis ini terguncang.
Canal Plus, raksasa TV berbayar yang sejak lama menyiarkan liga elite Prancis itu, menyatakan niat menahan pembayaran 110 juta euro lewat satu surat kepada liga Prancis yang lalu terungkap oleh harian olahraga terkemuka L 'Equipe.
Uang itu semestinya diberikan akhir pekan ini dan setara dengan 15 persen dari total uang siaran Ligue 1 musim ini.
"Dalam kasus force majeure, ketika pertandingan tak lagi dimainkan, maka pembayaran ditangguhkan," kata seorang pejabat senior Canal Plus kepada AFP.
Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, Klub Jawara Liga Tujuh Kali Ini Terancam Bangkrut
"Ini adalah contoh sempurna force majeure. Tidak ada lagi pertandingan, jadi tidak ada lagi pembayaran. Kami secara ketat menerapkan ketentuan kontrak dan kami tidak melihat alasan untuk mengindahkannya. Canal Plus bukan bank."
Liga utama Prancis adalah liga terkaya kelima di Eropa meskipun pendapatannya jauh di bawah Serie A Italia, Bundesliga Jerman, La Liga Spanyol dan, khususnya, Liga Premier Inggris.
Klub-klub Prancis, seperti klub lainnya di seluruh benua Eropa, harus mengencangkan ikat pinggang setelah pertandingan ditunda atau dimainkan tertutup sebelum UEFA menangguhkan semua kompetisi klub di Eropa dua pekan lalu akibat penyebaran virus corona.
Akibatnya, klub-klub tersebut kehilangan pemasukan yang sebelumnya sudah dianggarkan di awal musim. Pendapatan dari hak siar adalah yang terbesar bagi klub-klub tersebut.
Memang, pemasukan dari siaran televisi hanya 36 persen dari total pendapatan tim-tim Ligue 1 musim lalu. 25 persen pendapatan klub dari penjualan pemain, yang kemungkinan juga terpengaruh krisis virus corona.
Baca Juga: Korban Corona di Italia Berjatuhan, Bos Torino Pesimistis Serie A Berlanjut
"Mereka menghadapi masalah mereka dan kami menghadapi masalah kami. Perlu ada dialog sehingga kita bisa menemukan solusi," kata seorang anggota dewan liga Prancis, LFP.