Suara.com - Newcastle United menjadi klub Liga Premier Inggris pertama yang merumahkan sementara staf non sepak bola sebagai upaya menghadapi dampak penyebaran virus corona atau pandemi COVID-19.
Dilansir Antara dari BBC, Senin (30/3/2020), Direktur Pelaksana Newcastle Lee Charnley menginformasikan para staf ihwal hal itu lewat email. Charnley menyebut jika keputusan tersebut diambil demi menjaga masa depan klub tersebut mengingat dampak guncangan ekonomi global akibat pandemi COVID-19.
Newcastle mengikuti jejak klub-klub divisi dua seperti Birmingham City dan Millwall yang menerapkan apa yang mereka sebut cuti paksa kepada sebagian besar staf non pemain dan staf pelatih.
Menteri keuangan Inggris Rishi Sunak belum lama bulan ini mengumumkan bahwa pekerja yang dipaksa cuti berhak mendapatkan bayaran 80 persen dari gajinya maksimal 2.500 pound per bulan. Kebijakan tersebut dinilai pemerintah sebagai langkah tepat dan sesuai dengan skema pemerintah Inggris dalam memerangi virus corona.
Baca Juga: Ketika Che Guevara Berhadapan dengan Legenda Real Madrid Alfredo Di Stefano
Pemilik Newcastle Mike Ashley yang menguasai saham mayoritas klub berjuluk The Magpies tidak begitu populer di kalangan penggemar yang ribuan di antaranya menolak menyaksikan laga-laga klub itu musim ini sebagai unjuk protes terhadap kepemilikan sahamnya.
Ashley bulan ini dikritik setelah sejumlah pendukung tetap diminta bayaran untuk tiket musim depan sekalipun Liga Premier saat ini tengah ditangguhkan.
Ashley yang juga menguasai saham mayoritas perusahaan retail olah raga Frasers Group pekan lalu meminta maaf karena telah melobi pemerintah agar toko-toko olah raganya tetap buka padahal sudah ada perintah dari pemerintah agar semua toko tutup sebagai bagian dari lockdown virus corona.
Ketika Liga Premier Inggris dihentikan, Newcastle United menempati posisi 13 klasemen sementara dengan koleksi 35 poin dari 29 pertandingan.
Baca Juga: Lionel Messi: Saya Ikhlas Gaji Dipangkas, Bahkan Hingga 70 Persen!