Suara.com - Hari itu, 16 Juli 1952, sang legenda Alfredo Di Stefano untuk pertama kalinya menghadapi Real Madrid. Ketika itu, Di Stefano muda masih memperkuat klub Kolombia, Millonarios.
Dalam laga yang digelar di Estadio Nemesio Camacho El Campin, Real Madrid memecah kebuntuan lebih dulu lewat aksi Roque Olsen. Namun keunggulan tim yang kelak menjadi raksasa Eropa itu tak berlangsung lama. Estadio Nemesio bergemuruh ketika aksi memukau Di Stefano menyihir lini belakang Madrid dan menyeimbangkan kedudukan.
Diantara penonton yang berjingkrak, bersorak kegirangan adalah pemuda berusia 25 tahun bernama Ernesto Guevara, yang kelak dikenal sebagai Che, tokoh revolusi Kuba dan penentang nomor wahid 'agama kapitalisme' Amerika Serikat.
Beberapa bulan sebelum pertandingan tersebut, Guevara bersama sahabatnya Alberto Granado terikat kerja sama dengan klub bernama Independiente Sporting yang bermarkas di kota Leticia, Kolombia.
Baca Juga: Lionel Messi: Saya Ikhlas Gaji Dipangkas, Bahkan Hingga 70 Persen!
Dilansir Marca, Guevara dan Granado saat itu berhasil meyakinkan pemilik klub Independiente. Keduanya pun didapuk sebagai pelatih.
Granado dipercaya untuk membentuk pertahanan klub tersebut, sementara Guevara menjadi pelatih penjaga gawang. Selain melatih, keduanya juga sempat memperkuat tim di sejumlah pertandingan.
Selama berada di Kolombia, khususnya Bogota yang menjadi markas klub Millonarios, Guevara dan Granado selalu menyempatkan diri menemui Di Stefano. Semuanya bisa terwujud berkat jasa seorang mahasiswa asal Argentina bernama Julian Cordoba.
Guevara merupakan fans berat Di Stefano, yang sejak muda tampil impresif di negeri kelahirannya, Argentina, bersama Rosario Central dan Chueco Garcia.
Pertandingan antara Millonarios versus Real Madrid adalah pertama kalinya Guevara bertemu dengan Di Stefano. Ketika itu, usai pertandingan, Guevara dan Granado dijanjikan bisa bertemu idola mereka di sebuah restoran.
Baca Juga: Juventus Potong Gaji Pemain, Cassano: Mereka Tahu Musim Sudah Berakhir
Sempat harap-harap cemas, mimpi keduanya, khususnya Guevara pun terwujud. Di Stefano datang dengan penuh senyum dan penuh keramahan, memenuhi harapan suporter yang juga kompatriotnya.