Suara.com - Pandemi COVID-19 telah menguncang ekonomi dunia. Tidak terkecuali industri sepak bola. Di Eropa, industri sepak bola bak mati suri. Semua kompetisi dihentikan, bukan hanya domestik tapi juga kompetisi sekelas Liga Europa, Liga Champions dan Piala Eropa.
Premier League (Liga Premier Inggris), yang sebelum 'badai' virus corona, menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Inggris juga tak luput dari musibah. Dihentikannya kompetisi hingga 30 April 2020, dan masih ada kemungkinan kompetisi disudahi, membuat napas klub peserta tersengal.
Bagaimana tidak, mereka kehilangan hampir 90 persen pemasukan rutin mereka. Di sisi lain, gaji pemain, pelatih dan karyawan klub tetap harus dibayar per bulannya, atau mungkin per pekan.
Sebagaimana kita ketahui, Gaji pemain sepak bola di Eropa sangat fantastis. Sehingga setiap klub kini dihadapkan pada masalah lebih besar pasak daripada tiang, atau pengeluaran lebih besar ketimbangan pemasukan yang nyaris zero.
Baca Juga: Korban Virus Corona di Spanyol Melonjak, Lionel Messi Cs Tolak Potong Gaji
Klub-klub peserta Liga Premier pun kini tengah memutar otak. Dilansir the Telegraph, klub-klub tersebut kini dihadapkan pilihan pahit, yaitu memangkas gaji para pemain mereka hingga 50 persen.
Wacana pemangkasan separuh gaji para pemain di Liga Premier Inggris itu akan dibahas dalam sebuah pertemuan yang akan digelar pada 3 April mendatang.
Kabarnya, klub-klub di Eropa juga tertarik untuk memplagiat rencana Liga Premier. Kebijakan tersebut dirasa akan sangat penting bagi keberlangsung klub-klub La Liga, Serie-A dan Bundesliga untuk mencoba bertahan di tengah badai ekonomi dunia, dampak dari pandemi COVID-19 yang sudah menjangkiti lebih dari 400 ribu orang di seluruh dunia.
Menurut data WHO, Kamis (26/3/2020), kasus virus corona yang terjadi di 196 negara telah mencapai 416.686 orang. Dengan korban meninggal dunia di angka 18.589.
Baca Juga: Virus Corona Bikin Kering Kantong, Owner Leeds United Pusing Tujuh Keliling