Faktor Veron Flop di Manchester United Terungkap, Gara-gara Roy Keane!

Rully Fauzi Suara.Com
Kamis, 26 Maret 2020 | 17:47 WIB
Faktor Veron Flop di Manchester United Terungkap, Gara-gara Roy Keane!
Juan Sebastian Veron saat masih memperkuat Manchester United. [Laman resmi Manchester United]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu ikon dan legenda sepakbola Argentina, Juan Sebastian Veron bisa dibilang flop saat dua musim berseragam Manchester United.

Legenda The Red Devils --julukan Man United, Rio Ferdinand yang juga mantan rekan setim Veron pun mengungkapkan penyebabnya. 

Veron, seorang gelandang sentral yang juga gelandang box-to-box berjuluk La Brujita (Sang Penyihir Kecil), didatangkan Sir Alex Ferguson ke Man United dari Lazio pada 2001 silam.

Playmaker andalan Timnas Argentina itu didatangkan dengan banderol 28,1 juta pounds, yang kala itu memecahkan rekor transfer di Premier League.

Baca Juga: Mantan Pemain Sarankan Manchester United Rekrut Grealish ketimbang Maddison

Mantan superstar AC Parma itu menunjukkan performa ciamik di awal-awal kariernya bersama Man United.

Tiga gol bersama dengan serentetan penampilan apik dibuat Veron di beberapa pekan awal sang pemain berkostum Man United, yang membuatnya jadi salah satu pemain favorit publik Old Trafford di musim 2001/2002.

Akan tetapi, setelah itu Veron mulai menunjukkan tanda-tanda kegagalan dirinya nge-blend dengan skuat Man United.

Selain itu, Veron juga disorot lantaran beberapa kali terganggu masalah kebugaran fisik, yang sejatinya merupakan hal basic bagi seorang pesepakbola profesional.

Jadilah sang gelandang kreatif akhirnya dilego ke Chelsea pada bursa transfer musim panas 2003, yang berarti Veron hanya bertahan dua musim di Man United.

Baca Juga: Manchester United Terus Intip Peluang Datangkan Cavani Secara Gratis

Jauh panggang dari api, ekspektasi tinggi yang ditujukan pada Veron berujung mengecewakan.

Dari total 82 penampilan lintas ajang bersama Man United dalam dua musim, sang bintang cuma bisa mengemas 11 gol. Ini tentu torehan mengecewakan dari seorang gelandang box-to-box kreatif seperti Veron. 

Terkait kegagalan Veron di Man United ini, Rio Ferdinand pun angkat bicara.

Meski jelas sudah distigma sebagai pemain yang 'flop', Ferdinand menyebut sang mantan rekan setim sejatinya merupakan pemain yang 'luar biasa'.

Ferdinand pun mengungkap faktor kegagalan Veron bersama Man United, yang ternyata adalah Roy Keane, legenda Man United lainnya yang juga eks kapten klub yang sangat kharismatik dan tentunya ikonik di Old Trafford.

Roy Keane (kanan) saat masih memperkuat Manchester United bersama Ole Gunnar Solskjaer yang kini menjabat manajer Manchester United. [AFP PHOTO Nicolas ASFOURI]
Roy Keane (kanan) saat masih memperkuat Manchester United bersama Ole Gunnar Solskjaer yang kini menjabat manajer Manchester United. [AFP PHOTO Nicolas ASFOURI]

"Juan Sebastian Veron, teman saya dari Argentina itu faktanya adalah (mantan) pemain yang fenomenal. Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, dia adalah salah satu gelandang terbaik di dunia," buka Ferdinand seperti dimuat Utd Report.

"Di Man United pun saya menyadarinya, ketika dia mencetak satu gol ajaib, salah satu gol terbaik yang pernah saya lihat dalam hidup saya, meski itu terjadi hanya di sesi latihan."

"Dia melakukan rabona yang sangat 'angkuh' dari tengah lapangan, dan itu dari jarak yang sangat jauh. Sesi latihan tiba-tiba berhenti, di mana para pemain pasti memikirkan; 'Apakah Anda meilhat apa yang barusan dilakukan Seba (sapaan akrab Veron)?'." 

"Dia adalah pemain yang sangat luar biasa dulu, pemberi passing yang sangat hebat. Saya pikir faktor dia gagal di Man United adalah Roy Keane, seseorang dengan kepribadian yang dominan."

"Saya pikir Roy terlalu sering mengambil bola di posisi Seba. Saya pikir dia memang tidak bisa bermain bersama Roy, sementara kala itu manajer (Sir Alex) lebih sering bermain dengan 4-4-1-1, dengan Roy bersama Seba atau Nicky (Butt) bermain sebagai double pivot, dengan Scholesy (Paul Scholes) beroperasi di belakang lone striker, sebagai gelandang serang murni. Seba tidak bisa bermain sebagai pivot."

"Seba datang dari Parma dan Lazio di mana dia memang menjadi aktor utama di lini tengah, mendistribusikan bola, menjadi pembawa bola utama sebagai gelandang box-to-box. Dia tidak biasa dengan pemain lain mengambil posisinya, yang dalam hal ini adalah Roy."

"Dia tidak bisa bermain sebagai pivot bersama Roy, dia tidak bisa hanya jadi 'orang kedua' di lini tengah (Man United). Dia harus jadi yang utama."

"Di Parma dan Lazio, segalanya melalui Seba. Tapi di Man United, ceritanya berbeda. Dia tak lagi jadi yang utama, ada gelandang-gelandang hebat macam Roy, Scholesy, Nicky," tukas Ferdinand.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI