Suara.com - Virus corona-COVID-19 menyebar cepat di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Virus ini tidak bisa dianggap remeh lantaran sudah merenggut banyak korban jiwa.
Hingga Jumat (20/3/2020), menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 8.700 korban meninggal dunia dari 200.000-an kasus COVID-19 di seluruh dunia.
Sementara di Indonesia, Sabtu (21/3/2020), tercatat ada 450 penderita COVID-19, di mana 38 pasien di antaranya meninggal dunia dan 20 orang dinyatakan sembuh.
Untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, sejumlah kebijakan dibuat dan diterapkan. Mulai dari lockdown, isolasi mandiri di rumah masing-masing dan juga melakukan social distancing.
Baca Juga: Cara Beto Golcalves Hindari Virus Corona, Salah Satunya Stay at Home
Di Indonesia sendiri memang belum dilakukan lockdown. Namun pemerintah mengimbau masyarakat untuk mengisolasi diri di rumah dan juga menerapkan strategi social distancing.
Lalu apa arti social distancing? Social distancing merupakan strategi kesehatan publik yang direkomendasikan untuk mencengah, melacak dan menghambat penyebaran virus.
Caranya dengan menjaga jarak dengan mereka yang sedang sakit. Termasuk tidak berkumpul dengan orang lain, menghadiri keramaian seperti konser, pertandingan bola dan lain-lain. Tujuannya hanya satu, yaitu menghindari yang sehat tertular.
Menurut WHO dalam kasus corona, masyarakat harus menjaga jaga minimal dua meter dari orang lain ketika berinteraksi dan Jangan bersentuhan. Sedangkan bagi Bagi mereka yang merasa atau sudah terinfeksi harus mengisolasi diri secara mandiri.
Namun, nyatanya masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya social distancing ini. Padahal, social distancing bisa menjadi senjata ampuh agar penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas.
Baca Juga: Imbau Masyarakat Indonesia, Beto Goncalves: Jangan Pikir Corona Tak Bahaya!
Mantan pelatih timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri bahkan tergerak untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya social distancing. Pelatih yang kini menjadi direktur teknik PSSI itu mengimbau masyarakat untuk satu komando mematuhi instruksi pemerintah pentingnya melakukan social distancing.
"Virus ini tidak memengaruhi hanya dari segi sepak bola, tapi dari semua manusia yang ada di dunia ini pasti merasa prihatin dengan virus ini. Karena tidak hanya sepak bola jadi imbasnya, ini nyawa bisa hilang," kata Indra Sjafri kepada suara.com, Sabtu (21/3/2020).
"Jadi saya imbau kita harus satu komando karena kita hidup di zaman pemerintahan, bukan di zaman nabi. Apa yang disampaikan pemerintah harus patuh," jelasnya.
Lebih lanjut, juru taktik yang pernah menukangi timnas U-19 itu menyebut apa yang disampaikan oleh pemerintah sudah cukup bagus. Dengan social distancing, mata rantai virus corona lambat laun akan terputus.
"Iya harus, harus dilakukan (sosial distancing). Kalau saya (timnas) mau lawan Thailand kelihatan lawannya, ya kan. Kalau ini virus tidak bisa dilihat, perlu kebersamaan, perlu kita menjaga kesatuan, menjaga komunikasi," jelasnya.
"Jangan juga ada yang membuat kacau. Ini harus bersatu padu, loh. Tidak bisa ada lagi golong-golongan, gak ada lagi agama satu, dan lainnya. Soalnya ini nyawa taruhannya."
"Yang diminta juga ini kesadaran individu dan membawa lingkungan. Kalau saya keluarga, saya harus edukasi mereka. Jadi pesan saya ayo ramai-ramai jangan lihat latar belakang, harus bersatu ini," ia menambahkan.
Indra juga meminta kepada masyarakat melihat perjuangan tenaga medis yang berjuang di garda terdepan memerangi virus tersebut. Jangan sampai nantinya, kita menambah beban mereka.
"Ini kalau dahulu pahlawan memerdekakan. Sekarang ya mulai dari orang-orang mengatur ini (pahlawannya) semua, ujung tombaknya sekarang dokter. Juga tenaga medis baik itu senior hingga yang baru. Bahkan, saya dengar yang baru tamat sekolah langsung diberdayakan," jelasnya lagi.
"Ini bukan masalah kecil loh. Jadi kita tidak usah mikirin yang lain dahulu. Jadi yang dipikirin gimana virus ini penyebarannya bisa kita putus mata rantainya bareng-bareng," ucapnya.