Suara.com - Italia saat ini menjadi sorotan, menyusul meningkatkan jumlah korban meninggal akibat virus corona atau COVID-19. Menurut laporan AFP, Jumat (20/3/2020), jumlah korban meninggal dunia di wilayah Italia sudah lebih dari 3.400 orang.
Di China, negara di mana virus corona pertama kali mewabah, jumlah korban tewas berada di angka 3.245 orang.
Artinya, dalam kurun waktu empat minggu sejak kasus virus corona muncul di Milan dan menyebar ke wilayah-wilayah lain, jumlah korban meninggal di Italia lebih besar dari China.
Hal itu tentu membuat banyak pihak geleng-geleng kepala. Karena sebagaimana diketahui, pemerintah Italia telah memberlakukan lockdown secara nasional. Melirik jumlah korban yang terus melonjak, kebijakan pemerintah Italia seakan tidak berarti.
Baca Juga: Lockdown Tak Maksimal, Tim Palang Merah China Kewalahan Bantu Italia
Namun pemerintah Italia tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Karena ternyata lockdown tersebut menjadi tidak efektif ketika warganya tidak tertib dan mengikuti imbauan tersebut.
Pemimpin Palang Merah China Sun Shuopeng pernah mengeluhkan kesadaran warga Italia. Ketika berkunjung ke Milan, Shuopeng terkejut melihat banyak penduduk yang menggunakan transportasi publik, makan bersama dan berjalan-jalan meski pemerintah sudah memberikan imbauan.
"Kita harus menghentikan semua aktivitas ekonomi dan mobilitas orang. Semua orang harus berdiam di rumah untuk karantina," ujar Shuopeng.
Apa yang dilihat dan dirasakan Shuopeng juga dirasakan oleh pemain Juventus, Juan Cuadrado. Pemain asal Kolombia itu meminta warga Italia untuk sadar diri, tidak meremehkan situasi dan mengikuti imbauan pemerintah.
"Saya tidak ingin orang meremehkan situasi ini. Di Italia saat ini sangat sulit," kata Cuadrado.
Baca Juga: Lampaui China, Italia Cetak Rekor Kematian Tertinggi Akibat Virus Corona
"Kita harus ikuti instruksi pemerintah. Karena itu semua untuk kebaikan kita semua. Banyak orang tidak mempercayainya, tapi seiring waktu kasus (corona) melonjak," sambungnya seperti dikutip football Italia.