Sempat Remehkan COVID-19, Gosens Ketakutan Lihat Bergamo Jadi Kota Hantu

Syaiful Rachman Suara.Com
Senin, 16 Maret 2020 | 21:29 WIB
Sempat Remehkan COVID-19, Gosens Ketakutan Lihat Bergamo Jadi Kota Hantu
Wingback Atalanta Robin Gosens berebut bola dengan pemain Valencia dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Estadio Mestalla, 10 Maret 2020.[AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wingback Atalanta Robin Gosens mengaku jika dirinya meremehkan virus corona dan tidak pernah menyangka jika Bergamo, kota yang menjadi markas Atalanta, kini menjadi kota hantu karena virus yang disebut juga COVID-19 tersebut.

Sebagaimana diketahui, Atalanta merupakan tim debutan yang mampu tampil mengejutkan di kompetisi kasta tertinggi Eropa, Liga Champions. Atalanta secara mengejutkan berhasil melaju ke babak perempat final setelah menyingkirkan wakil Spanyol Valencia di babak 16 besar dengan agregat 8-4.

Namun euforia para penggawa dan fans Atalanta usai malam bersejarah di Estadio Mestalla tengah pekan lalu sirna dengan cepat. Babak 16 besar Liga Champions belum selesai digelar, kompetisi sudah dihentikan akibat penyebaran virus corona yang kian tidak terbendung di Eropa.

Gosens pun tidak menampik jika kegembiraan meraka usai mencatat sejarah kini telah berganti dengan rasa takut.

Baca Juga: Italia Lockdown, Kiper AC Milan: Benar-benar Mengerikan dan Menyayat Hati

Polisi dan tentara melakukan penjagaan di setiap akses masuk atau keluar kota Milan yang diisolasi menyusul penyebaran virus corona, Minggu (9/3/2020). [AFP]
Polisi dan tentara melakukan penjagaan di setiap akses masuk atau keluar kota Milan yang diisolasi menyusul penyebaran virus corona, Minggu (9/3/2020). [AFP]

"Saya tidak mengerti, mengapa mereka membiarkan kami bermain di stadion kosong tapi di pertandingan lain ribuan fans membanjiri beberapa kota di Eropa yang menggelar Liga Champions? Tidak masuk akal," kata Gosens kepada La Gazetta dello Sport.

"Saya merasa takut ketika mendengar Lombardy adalah pusat penyebaran virus corona (di Eropa). Ketika itu saya berkata pada diri sendiri: 'Ok, sebelumnya Wuhan, kota yang sangat jauh. Sekarang, di sini. Kami dalam bahaya'," sambungnya.

"Rasa takut dirasakan bukan hanya di kota-kota tetangga, tapi lebih dirasakan di Bergamo yang kini menjadi kota hantu."

Pemain bertahan Juventus Daniele Rugani menjadi pemain Serie A pertama yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19. Kemudian disusul sejumlah pemain Sampdoria yang positif terjangkit corona.

Bek Juventus Daniele Rugani saat pertandingan sepak bola Liga Champions Juventus melawan GNK Dinamo Zagreb pada 7 Desember 2016 di 'Stadion Juventus, Turin, Italia. [MARCO BERTORELLO / AFP]
Bek Juventus Daniele Rugani saat pertandingan sepak bola Liga Champions Juventus melawan GNK Dinamo Zagreb pada 7 Desember 2016 di 'Stadion Juventus, Turin, Italia. [MARCO BERTORELLO / AFP]

Semakin banyaknya pemain sepak bola profesional yang terjangkit Corona, menurut Gosens, membuat para pemain Atalanta semakin khawatir. Apalagi di leg kedua kotra Valencia di Mestalla, diakui Gosens, ia dan rekan-rekannya tidak menanggapi serius tentang mewabahnya COVID-19.

Baca Juga: Beberkan Situasi Lockdown di Italia, Kapten Atalanta: Bak Film Horor

"Kami semua meremehkan COVID-19, saya yang pertama. Ketika itu saya hanya menganggap COVID-19 sebagai flu terbaik. Saya tidak peduli ketika itu dan tetap nongkrong di luar, pergi ke restoran dan berjumpa dengan kawan-kawan saya," aku Gosens.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI