Polisi Tak Temukan Cukup Bukti, Rudiger: Rasisme Menang

Syaiful Rachman Suara.Com
Senin, 24 Februari 2020 | 19:18 WIB
Polisi Tak Temukan Cukup Bukti, Rudiger: Rasisme Menang
Reaksi bek sentral Chelsea, Antonio Rudiger usai dilempari suporter Tottenham Hotspur pada laga pekan ke-18 Liga Inggris 2019/2020 di Tottenham Hotspur Stadium, London, Senin (23/12/2019) dini hari WIB. [Adrian DENNIS / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemain bertahan Chelsea, Rudiger mengatakan dirinya menjadi kambing hitam setelah Tottenham Hotspur dan kepolisian London mengungkap tidak menemukan cukup bukti atas kasus rasisme yang dialaminya pada pertandingan Liga Inggris Desember tahun lalu.

Dikutip dari Reuters, Senin (24/2/2020), pada saat itu Rudiger terlibat dalam insiden yang di dalamnya pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min mendapat kartu merah, tak lama kemudian dia mendapatkan gestur gerakan monyet dari kubu suporter tuan rumah.

Namun, pihak Spurs dan Kepolisian Metropolitan London mengatakan bahwa mereka tidak menemukan cukup bukti untuk mendukung laporan Rudiger yang mengaku telah menjadi sasaran pelecehan rasial.

"Rasisme telah menang. Para pelaku dapat selalu kembali ke stadion, itu menunjukkan bahwa mereka telah menang," kata Rudiger seperti dikutip Sky Sports.

Baca Juga: Jadi Korban Rasisme di Laga Tottenham vs Chelsea, Ini Komentar Rudiger

Antonio Rudiger terjauh udai ditekel Son Heung-min. (Adrian Dennis/AFP).
Antonio Rudiger terjatuh usai ditekel Son Heung-min dalam laga Tottenham vs Chelsea di Tottenham Hotspur Stadium Desember 2019. (Adrian Dennis/AFP).

Rudiger menjadi sasaran cemoohan sejumlah fans Tottenham selama pertandingan di Stamford Bridge, Sabtu (22/2/2020). Apalagi setelah dirinya tidak sengaja memantulkan bola ke gawang sendiri, alias bunuh diri, di laga yang berakhir 2-1 bagi Chelsea tersebut.

"Mereka tidak akan mendapat hukuman dan pada akhirnya saya yang menjadi kambing hitam. Saya tak akan pernah berhenti bersuara. Saya akan selalu bersuara, tetapi dalam kasus ini, saya sendirian," ungkapnya.

"Ini petaka. Saya menjadi seorang ayah Kamis lalu sementara Anda mulai berpikir bahwa masyarakat belum cukup serius memerangi rasisme, sehingga kemungkinan anak saya akan mengalaminya juga. Jika tidak ada perubahan, jika anak-anak tidak mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang baik, kita akan kalah."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI