Suara.com - Selasa (14/1/2020), kejutan datang dari Camp Nou. Manajemen Barcelona memutuskan untuk mendepat Ernesto Valverde dari kursi pelatih.
Sebagai gantinya, Barcelona menunjuk mantan pelatih Real Betis Quique Setien. Setien dikontrak Barcelona hingga Juni 2022.
"Barcelona dan Ernesto Valverde telah sepakat untuk mengakhiri kerjasama sebagai pelatih skuat utama," tulis Barcelona dalam pernyataannya di akun Twitter resmi klub.
"Terima kasih untuk semuanya, Ernesto. Semoga sukses dalam karier Anda berikutnya."
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Pelatih Baru Barcelona, Quique Setien
Pemecatan Valverde di paruh musim tentu mengejutkan. Namun penunjukkan Setien sebagai suksesor Valverde lebih mengejutkan.
Apakah Setien orang yang tepat untuk menukangi Lionel Messi dan kawan-kawan? Pertanyaan di atas sangat wajar, mengingat ada tiga faktor utama yang membuat kemampuan Setien diragukan ketika dipercaya untuk melatih klub sebesar Barcelona.
1. Setien belum pernah melatih klub sebesar Barcelona
Setien adalah pelatih yang kurang dikenal. Kalimat tersebut sepertinya tidak berlebihan mengingat lelaki 61 tahun itu di sepanjang kariernya hanya menukangi tim-tim berkasta lebih rendah dari Barcelona.
Setien mengawali karier kepelatihannya dengan menukangi Racing Santander di musim 2001/02. Kemudian hijrah ke Poli Ejido, Logrones, Lugo dan ke Las Palmas di tahun 2015.
Baca Juga: Quique Setien, Si Pengagum Messi yang Kini Jadi Pelatih Barcelona
Las Palmas sepertinya menjadi titik kebangkitan karier kepelatihannya setelah lebih dari satu dekade. Di musim 2015/16, Setien berhasil mengantar Las Palmas finis di posisi 11 La Liga. Pencapaian terbaik Las Palmas sejak klub itu dibentuk.
Pada tahun 2017, Setien melatih Real Betis dan musim pertamanya suskes mengantar tim barunya itu finis di posisi enam. Di musim berikutnya, Setien berhasil mengantar Betis hingga babak 32 besar Liga Europa. Namun di La Liga, posisi Betis merosot ke posisi 10 di akhir musim 2018/19.
2. Setien Belum pernah memenangkan trofi selama hampir dua dekade karier kepelatihannya
Memenangkan trofi di kompetisi bergengsi, baik domestik maupun Eropa, tentu menjadi impian setiap pelatih sepak bola di dunia. Namun hal itu tidak mudah.
Itulah mengapa nama-nama seperti mantan pelatih Real Madrid Jose Mourinho dan mantan pelatih Barcelona Josep Guardiola dianggap sebagai jaminan mutu, di mana klub-klub besar Eropa berebut untuk mendatangkan mereka sebagai juru taktik.
Mourinho yang sudah mencicipi berbagai liga top Eropa sukses meraih gelar domestik dan juga Liga Champions. Begitu pula Guardiola yang sukses mengantar Barcelona ke era keemasannya.
Lantas bagaimana dengan Setien? Berdasarkan data dari berbagai sumber, dari sekian banyak klub yang dilatih, Setien belum sekalipun memenangkan trofi.
Kenyataan yang tidak terbantahkan adalah, melatih Barcelona pastinya berbeda dengan Real Betis, apalagi Las Palmas. Karena memimpin Barcelona, meraih trofi adalah wajib.
Melirik ke belakang, setelah Guardiola, Barcelona tetap sukses meraih trofi. Sebut saja di era Tito Vilanova, Luis Enrique yang pernah mempersembahkan gelar treble dan juga Ernesto Valverde yang sukses memboyong dua trofi La Liga secara beruntun.
Fakta di atas membuat penunjukkan Setien terasa ironis. Valverde dianggap gagal karena belum pernah berhasil memenangkan trofi Liga Champions. Akan tetapi, manajemen Barcelona malah menyerahkan tanggung jawab besar itu kepada Setien yang masih tanpa gelar.
3. Setien bukan pilihan pertama
Berbagai kabar yang dimuat media-media Spanyol sejak Senin (11/1/2020) membuat penunjukkan Setien terasa semakin aneh. Karena sebelumnya Barcelona dikabarkan sudah menghubungi beberapa orang.
Diantara pelatih yang dihubungi Barcelona adalah Ronald Koeman, Mauricio Pochettino, Xavi Garcia Pimienta dan juga Xavi Hernandez. Namun semuanya dikabarkan menolak.
Pada Selasa (14/1/2020), tiba-tiba Barcelona mengumumkan penunjukkan Setien lewat media sosial. Keputusan di mana banyak pihak menilai manajemen Barcelona tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Manajemen Barcelona harusnya berkaca pada pengalaman Real Madrid di awal musim 2018/19. Saat itu, Madrid yang ditinggal Zinedine Zidane menunjuk Julen Lopetegui setelah Mauricio Pochettino menolak tawaran dari Presiden Madrid Florentino Perez.
Apa yang terjadi? Lopetegui gagal dan dipecat saat baru melatih Sergio Ramos dan kawan-kawan selama empat bulan.
Madrid kemudian menunjuk Santiago Solari, yang hanya bertahan selama 133 hari.
Pada akhirnya, Madrid kembali memboyong Zidane pulang ke Santiago Bernabeu untuk membenahi tim Los Blancos yang ketika itu berantakan.