Suara.com - Manajer Liverpool, Jurgen Klopp blak-blakan mengungkapkan kegusarannya soal jadwal padat yang mewarnai festive period alias periode sibuk kompetisi Liga Inggris.
Klopp melontarkan komentar sebelum Liverpool memulai langkah mereka di festive period Liga Inggris 2019/2020.
Sebagai awal, Liverpool yang kini ada di puncak klasemen akan melakoni partai yang cukup berat, yakni menghadapi tim peringkat kedua, Leicester City.
Dalam laga Boxing Day pekan ke-19 Liga Inggris 2019/2020, The Reds --julukan Liverpool-- akan melawat ke King Power Stadium, Jumat (27/12/2019) dini hari WIB.
Baca Juga: Liverpool Tantang Leicester, Klopp Tak Risaukan Masalah Kelelahan
Liverpool yang baru beberapa hari lalu kembali dari Qatar usai menjuarai kompetisi Piala Dunia Antarklub 2019, akan menantang Leicester dini hari nanti, dan kemudian menjamu Wolves pada Minggu (29/12/2019) akhir pekan ini.
Belum cukup sampai di situ, per 1 Januari 2020, Liverpool akan kembali bermain tiga kali dalam kurun waktu 11 hari, yakni dua di liga dan satu di Piala FA.
Klopp sendiri menggambarkan jadwal yang sangat padat ini sebagai sebuah 'kejahatan'.
Pelatih berusia 52 tahun itu pun melontarkan simpatinya terhadap beberapa tim yang terpaksa harus memainkan dua pertandingan dalam tempo hanya 48 jam.
"Ini sama sekali tidak oke. Tidak ada alasan mengapa lebih banyak tim tidak mendapat lebih dari 48 jam antara satu pertandingan ke pertandingan lainnya," buka Klopp seperti dikutip Reuters, yang dilansir dari Antara.
Baca Juga: Leicester City vs Liverpool: Rodgers Incar Poin Penuh dari sang Mantan
"Tidak ada manajer yang mempunyai masalah bermain pada Boxing Day, tapi bermain pada (tanggal) 26 dan kemudian 28 adalah sebuah kejahatan. Festive period ini bisa dibilang gila. Tahun ini kami bermain pada (tanggal) 26 dan 29, dan ini seperti liburan," celoteh pelatih asal Jerman tersebut.
Sebagai informasi, tim-tim seperti Manchester United, Everton, dan Watford semuanya bermain dua kali dalam 48 jam pekan ini.
"Saya mengerti betul pada semua yang mengatakan ini seharusnya tidak terjadi. Mereka tidak mengeluh, tapi mereka menyampaikan. Saya bisa mengerti kegusaran para pelatih," ucap Klopp.
"Kita bisa mengatakan apa yang kita inginkan, tapi tidak ada yang mendengarkan. Sports science tidak memberi Anda apa-apa untuk menghadapi ini. Tubuh membutuhkan jumlah waktu tertentu untuk melakukan yang terbaik, tapi kita sepenuhnya mengabaikannya," curhat eks pelatih Borussia Dortmund itu.