Suara.com - Tindakan rasisme kembali terjadi di dunia sepakbola. Teranyar, bek sentral Chelsea, Antonio Rudiger jadi korban saat membela timnya menghadapi tuan rumah Tottenham Hotspur dalam laga pekan ke-18 Liga Inggris 2019/2020 di Tottenham Hotspur Stadium, London, Senin (23/12/2019) dini hari WIB.
Rudiger menjadi sasaran nyanyian kera saat Chelsea mempermalukan Tottenham di kandangnya dengan skor 2-0. Pemain internasional Jerman itu pun naik pitan dan mengungkapkan kekesalannya via Twitter usai laga.
Rudiger menjadi target sejumlah fans Tottenham setelah ia terlibat dalam bentrokan dengan Son Heung-min, yang memicu kartu merah bagi penyerang asal Korea Selatan tersebut pada menit ke-62 laga.
Son menendang Rudiger setelah mereka bertubrukan dan bek berusia 26 tahun itu pun jatuh ke rumput memegangi perutnya.
Baca Juga: Jose Mourinho Akui Kalah Adu Taktik Melawan Frank Lampard
Nah, aksi Rudiger ini dianggap berlebihan oleh pendukung tuan rumah. Setelah itu, siulan-siulan bernada rasis pun sempat terdengar di sisa waktu pertandingan.
"Sungguh memalukan bahwa rasisme masih ada pada 2019. Kapan omong kosong ini akan berhenti?" cuit Rudiger di Twitter lewat akun @ToniRuediger.
"Saya sangat berharap para pelanggar akan ditemukan dan dihukum segera, dan di lapangan sepakbola yang modern seperti Tottenham Hotspur Stadium dengan lusinan TV dan kamera keamanan, seharusnya dimungkinkan menemukan dan kemudian menghukum mereka."
"Jika tidak, maka pasti ada saksi di stadion yang melihat dan mendengar insiden tersebut."
Rudiger, yang bergabung dengan Chelsea dari AS Roma pada 2017, juga meyakini jika masalah ini disembunyikan.
Baca Juga: Manchester United dan Tottenham Hotspur Keok, Berikut Klasemen Liga Inggris
Akan tetapi, sang bek bersikeras jika rasisme yang ia alami dalam kemenangan 2-0 timnya pada Derby London ini adalah hasil dari aksi minoritas.
"Saya tidak ingin melibatkan Tottenham sebagai klub secara keseluruhan ke dalam situasi ini, karena saya tahu bahwa hanya beberapa orang idiot yang menjadi pelaku."
"Sungguh menyedihkan melihat rasisme lagi dalam pertandingan sepakbola, tapi saya kira sangat penting untuk membicarakannya secara publik. Jika tidak, akan kembali dilupakan dalam beberapa hari (seperti biasa)," demikian cuitan terakhir Rudiger.