Suara.com - Pemerintah China menyebut gelandang Arsenal Mesut Ozil telah dibutakan oleh beberapa berita serta kata-kata palsu terkait konflik etnis Uighur dan bersedia mengundang sang pemain untuk mengunjungi Xinjiang agar dapat membedakan yang benar dan salah menyusul unggahan pemain asal Jerman tersebut di media sosial untuk mendukung etnis minoritas Muslim di negara itu.
Ozil, yang diketahui sebagai seorang Muslim, dianggap pemerintah China buta akan situasi sebenarnya di wilayah tersebut. Hal itu diungkapkan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang seperti dilansir Antara dari CNN Internasional pada Senin (16/12/2019).
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa selama dua setengah tahun terakhir, China telah menahan hingga 2 juta warga Uighur, yang mayoritas adalah Muslim.
"Ia (Ozil) tidak tahu bahwa pemerintah China melindungi warga China, termasuk kebebasan beragama warga Uighur, sesuai dengan hukum," kata Shuang dalam jumpa pers.
Baca Juga: Buntut Cuitan Mesut Ozil, #IndonesiaStandsWithUyghur Bergema
"Saya dapat mengatakan kepadanya bahwa Xinjiang China saat ini menikmati stabilitas politik, pembangunan ekonomi, persatuan nasional, keharmonisan sosial dan orang-orang hidup serta bekerja dalam damai."
Media pemerintah China diketahui memboikot siaran pertandingan Liga Premier Inggris antara Arsenal melawan Manchester City pada Minggu (15/12/2019) setelah komentar Ozil di media sosial terkait konflik etnik Uighur di negara tirai bambu itu.
"(Di China) Al-Quran dibakar, masjid ditutup, sekolah-sekolah teologi Islam, madrasah dilarang, cendekiawan agama dibunuh satu per satu. Meski begitu demikian, umat Islam tetap diam," kicau Ozil lewat unggahan di akun Twitter dan Instagram-nya.