Ozil Tieba, komunitas penggemar Ozil di China yang beranggotakan 100 ribu orang, juga mengambil sikan dengan mengumumkan penutupan akun di Weibo beberapa saat setelah pesepak bola yang pernah mengantarkan Jerman menjuarai Piala Dunia 2014 di Brasil itu mengunggah kicauan di Twitternya.
"Demi kepentingan nasional, kegemaran apa pun seseorang tidak perlu diutarakan," demikian pernyataan komunitas tersebut.
Penampilan disorot
Pada Juli 2018, Ozil yang keturunan Turki itu keluar dari tim nasional Jerman setelah bertemu dengan Presiden Turki Recep Erdogan. Pada saat itu penampilan Ozil juga tengah disorot karena Jerman sebagai juara bertahan telah tersisih di babak penyisihan putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.
Baca Juga: Arsenal Pecat Unai Emery, Mantan Bomber Setan Merah Jagokan Ancelotti
""Kebebasan berpendapat punya batasan-batasan tertentu dan seharusnya digunakan untuk menghormati kedaulatan negara serta tidak mencampuri urusan dalam negeri sebuah negara. Seharusnya pula digunakan untuk menentang kekerasan dalam menjaga keamanan dan ketertiban," demikian pernyataan yang diunggah dongqiudi.com, salah satu laman berita sepak bola terbesar di China, Jumat (13/12/2019), seperti dikutip Antara.
"Komentar Ozil telah melukai perasaan rakyat China dan perbuatan tersebut tidak bisa kami terima. Sebagai media sepak bola dan warga China, kami sangat mengutuk perbuatan tersebut," tambah laman berita itu.
Menurut buku putih yang diterbitkan Kantor Informasi Dewan Pemerintahan China pada Juli 2019 tentang Sejarah Xinjiang bahwa sejarah China tidak pernah berkaitan dengan Turkistan Timur dan tidak pernah mengenal negara "East Turkistan" seperti disebut Ozil dalam akun Twitternya itu.
Sebutan negara East Turkistan merupakan alat politik dalam upaya separatisme dan kelompok-kelompok anti-China yang ingin memisahkan diri dari daratan China.
Baca Juga: Dipecat Napoli, Ancelotti Jadi Rebutan Arsenal dan Everton