Derby Mataram Ricuh, Asisten Pelatih Persis Solo Dapat 3 Jahitan

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 22 Oktober 2019 | 22:17 WIB
Derby Mataram Ricuh, Asisten Pelatih Persis Solo Dapat 3 Jahitan
Asisten pelatih Persis Solo, M. Choirul Huda mengalami luka di pelipis kirinya. [Suara.com / Ari PURNOMO]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Asisten pelatih Persis Solo, M. Choirul Huda rupanya menjadi korban insiden kericuhan yang terjadi dalam laga Derby Mataram kemarin.

Seperti diketahui, laga Liga 2 2019 yang mempertemukan tuan rumah PSIM Yogyakarta kontra Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Senin (21/10/2019) berujung ricuh.

Kericuhan dimulai dari dalam lapangan lantaran pemain terlibat saling tekel. Wasit harus mengeluarkan dua kartu merah untuk PSIM.

Tak berhenti sampai di situ, para suporter pun merangsek masuk ke tengah lapangan. Kericuhan menjadi pecah yang berlanjut hingga ke luar lapangan.

Baca Juga: Polisi Amankan 3 Tersangka Kerusuhan PSIM vs Persis Solo

Tak dinyana, Choirul Huda rupanya menjadi salah satu korban dari insiden kericuhan ini. Pelipis sang asisten pelatih Persis Solo sobek dan harus mendapatkan tiga jahitan.

Kepada Suara.com saat ditemui di Mess Persis Solo, Selasa (22/10/2019), Choirul menyampaikan kronologi bagaimana pelipisnya bisa sampai sobek.

"Saya menggiring pemain untuk masuk di bench. Saya juga meminta perlindungan kepada Panpel (Pertandingan), tapi Panpel malah salah paham. Nah, dari arah kiri saya ada yang memukul dan mengenai pelipis," terang Choirul.

Choirul sendiri awalnya tidak menyadari jika pelipisnya terluka, mengingat kondisi di stadion sudah demikian tak terkendali.

Choirul dan para pemain Persis Solo langsung bergegas menuju ke ruang ganti untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga: Buntut Ricuh PSIM vs Persis Solo, Hisyam Tolle Trending di Twitter

"Saya melihat Dwi Cahyono (pemain Persis Solo) diinjak-injak, saya dipukul. Tidak mungkin kalau yang melakukan suporter, yang bisa akses ke situ hanyalah Panpel dan match steward," bebernya.

Akibat pemukulan itu, pelipis kiri Choirul sobek dengan kedalaman sekitar satu sentimeter. Awalnya dokter tidak melakukan penjahitan di bagian lukanya.

"Tetapi setelah saya periksakan lagi, dokter menyarankan agar dijahit karena lukanya cukup dalam sekitar satu sentimeter," ungkap Choirul.

Choirul pun mengaku menyayangkan adanya insiden ini. Menurutnya, hal ini seharusnya tidak perlu terjadi jika sudah ada pemahaman mengenai sepakbola dari seluruh pihak, khususnya pihak suporter.

"Ya sangat disayangkan, sepakbola Indonesia ini sudah mulai lebih maju, tetapi masih saja ada pemikiran atau pemahaman yang masih kuno. Seharusnya kalau di lapangan itu tidak dikaitkan dengan di luar lapangan. Wong itu kedua tim juga sudah tidak lolos (ke babak delapan besar Liga 2 2019)," tandasnya.

Kontributor : Ari Purnomo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI