Suara.com - Legenda Timnas Futsal Indonesia, Vennard Hutabarat angkat bicara ihwal jebloknya performa tim nasional Indonesia di bawah asuhan Simon McMenemy. Menurutnya, McMenemy masih belum layak menjadi pelatih tim nasional.
Di bawah asuhan Simon McMenemy, timnas Indonesia hancur lebur di babak kualifikasi Grup G Piala Dunia 2022 zona Asia. Dari empat pertandingan yang dijalani, belum satu poin pun berhasil diraih timnas Indonesia.
Di dua pertandingan kandang timnas Indonesia takluk 2-3 dari Malaysia. Setelah itu tim besutan McMenemy dibantai Thailand 0-3.
Baca Juga: Sebelum Fans Indonesia, Parto Lebih Dulu Bilang 'Out' ke Simon McMenemy
Di laga tandang pertamanya di dubai, Indonesia dipecundangi dengan lima gol tanpa balas oleh Uni Emirat Arab (UEA) 0-5. Terakhir, Indonesia dihajar Vietnam 1-3 dalam pertandingan yang digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
"Saya pikir dari kemampuan Simon memang oke di klub. Tapi belum di tim nasional," kata Vennard Hutabarat ketika ditemui Suara.com di kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (17/10/2019).
Menurut Vennard, Simon McMenemy hebat di level klub namun masih minim pengalaman di level timnas.
"Kalau saya lihat kapasitas dari Coach Simon untuk melatih atau memegang tim nasional masih belum terlihat. Tapi, saya tidak bilang Simon McMenemy itu jelek yah. Memang track record dia saat pegang Filipina pun memang tidak bagus," jelasnya.
"Memang Simon ini pernah juara dengan Bhayangkara FC di Liga Indonesia. Tapi, itu tidak bisa jadi patokan bisa lakukan hal yang sama di timnas. Level internasional itu berbeda dengan level nasional, makanya kelihatan," ucapnya.
Baca Juga: Timnas Indonesia Hancur Lebur, Exco PSSI Minta McMenemy Segera Lengser
"Satu yang terlihat cara kerjanya mengubah-ubah pemain yang dipanggil ke timnas. Waktu melawan Malaysia dan Thailand Andritany (Ardhiyasa) yang dipakai sebagai kiper, lawan UEA Wawan (Hendrawan) yang digunakan, lawan Vietnam ganti lagi (Muhammad) Ridho. Yang namanya pelatih itu harus punya pakem pemain yang cocok dengan strategi yang diinginkan," ujarnya.
"Kita juga kan bingung. Sebenarnya apa sih maunya pelatih ini. Jadi yang ditunjukkan pemain tidak memiliki chemystry karena dalam waktu singkat dipaksa menyatu dengan pemain lainnya. Itu susah," pungkasnya.