Suara.com - Roberto Mancini berhasil menyamai rekor pelatih legendaris Italia, Vittorio Pozzo. Sukses mengemas sembilan kali kemenangan berturut-turut bersama Gli Azzurri, siapa sangka Mancini memiliki sejumlah fakta lain selama menjadi pelatih dan pemain.
Timnas Italia tampil trengginas saat bertamu ke markas Liechtenstein dalam lanjutan Kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Rheinpark, Vaduz, Rabu (16/10/2019) dini hari WIB. Marco Verratti serta kolega melumat tuan rumah lima gol tanpa balas.
Kemenangan tersebut sekaligus mengunci tiket masuk Italia ke putaran final Piala Eropa 2020. Tak hanya sukses melaju ke babak lanjutan. Hasil positif ini menjadi hal istimewa bagi Roberto Mancini yang sejak 2018 lalu ditunjuk sebagai pelatih kepala Gli Azzuri. Ia sukses menyamai rekor pelatih legendaris Italia, Vittorio Pozzo.
Namun sebelum menyamai rekor tersebut, pelatih 54 tahun ini juga punya riwayat sukses menjadi juru racik klub-klub besar di dunia. Berikut sejumlah fakta menarik yang dimiliki pelatih berlisensi UEFA Pro tersebut.
Baca Juga: Roberto Mancini Tampik Lini Depan Italia Bermasalah
1. Dinilai sukses menukangi klub-klub Italia
Mantan pemain Sampdoria ini dinilai menjadi salah satu juru racik Inter Milan yang cukup oke pada era 2004. Mancini mampu membawa Nerrazzuri meraih juara Coppa Italia tiga kali berturut-turut pada 2005-2008. Tak hanya itu, Mancini juga sukses menggondol trofi Piala Super Italia pada musim 2004-2006.
Di bawah asuhannya, Inter mampu mempertahankan 17 kali kemenangan beruntun di Serie A. Mulai 25 September 2006 hingga 28 Februari 2007. Rekor kemenangan lima bulan tersebut dinilai menjadi hasil terbaik dalam sejarah liga sepak bola Italia.
Tak hanya Inter Milan, mantan penyerang Leicester City ini juga pernah membawa Lazio dan Fiorentina meraih Piala Super Italia pada musim 2003/04 dan 2000/01.
Namun begitu, Mancini belum berhasil membawa hasil manis di kejuaraan Liga Champions.
Baca Juga: Resmi! Roberto Mancini Latih Timnas Italia
2. Persembahkan juara Liga Primer Inggris.
Mancini resmi mengundurkan diri dari Inter Milan pada 2008 silam. Satu tahun berselang, Ia ditunjuk menjadi pelatih Manchester City.
Empat tahun menukangi The Citizen, Mancini punya reputasi lumayan. Ia memberikan dua gelar juara, yakni Liga Primer Inggris pada musim 2011/12 dan Piala Super musim 2012/13.
Sempat disebut suka menghamburkan uang untuk membeli pemain seperti David Silva, Yaya Toure dan Aleksander Kolarov, namun hasilnya cukup lumayan. The Citizen mampu bertahan di empat besar Liga Primer Inggris 2010/2011.
Selain itu ia juga mendatangkan Sergio Aguero dan Samir Nasri pada musim berikutnya. Manchester City pun mampu menjaga rekor kemenangan 12 kali beruntun dari 14 pertandingan. The Citizen sukses mengoleksi 48 gol dan hanya kebobolan 13 kali.
Ia bahkan sempat dinobatkan sebagai manajer terbaik bulanan pada ajang Liga Primer Inggris pada Oktober 2011.
3. Tidak moncer saat membela Timnas Italia
Mancini disebut cukup sukses saat menjadi pemain profesional. Bersama Lazio, ia memenangi gelar Scudetto dua kali satu titel Piala Winner UEFA (saat ini sudah ditiadakan) dan tambahan dua titel Coppa Italia.
Sedangkan saat membel Samprodia, Mancini juga menyumbangkan gelar Coppa Italia empat kali, satu juara Piala Winners UEFA.
Namun begitu, performanya di Timnas Italia tak begitu bagus. Mancini hanya melakoni 36 caps bersama Italia dengan mengoleksi empat gol. Karier internasionalnya berakhir setelah dianggap berselisih dengan pelatih Italia saat itu, Arrigo Sacchi. Sebab tak ada kepastian baginya untuk masuk ke dalam tim inti dalam ajang Piala Dunia 1994.